Diminta Mengantre, Wakil Ketua DPRD Kasari Petugas SPBU

Jumat, 13 Juni 2014 – 08:25 WIB

jpnn.com - SIANTAR - Julius Silalahi terlibat keributan dengan dua karyawan SPBU Simpang Sambo. Keributan itu bermula ketika Wakil Ketua DPRD Simalungun itu diminta mengantre saat hendak mengisi bahan bakar minyak (BBM) ke sepeda motornya.

Adalah Dedi dan Yudha, karyawan di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Jalan Sangnaualuh Damanik Kota Pematangsiantar, yang sempat terlibat keributan dengan Julius Silalahi tersebut.

BACA JUGA: Pertahankan Rp 200 Juta, Punggung Korban Ditebas Perampok

Ditemui Metro Siantar (Grup JPNN) di tempat kerjanya, Dedi dan Yudha mengaku mendapat perlakuan kasar dari Julius. Kasus itu bahkan sempat mereka laporkan ke Polres Siantar, namun tidak diterima pihak Polres karena tidak cukup bukti untuk mengadu.

Dedi menuturkan, perbuatan tidak menyenangkan itu terjadi Minggu (8/6), sekira pukul 13.00 WIB. Saat itu, ia dan Yudha sedang bekerja sebagaimana biasanya. Lalu, Julius muncul dengan mengendarai sepeda motor hendak mengisi minyak (BBM, red).

BACA JUGA: Model Cantik Dalangi Pembunuhan Bermotif Buru Harta

Menurut mereka, saat itu Julius langsung nyelonong mendekati operator. Lalu Yudha menegurnya dan meminta agar ikut antrean bersama pengendara sepedamotor lainnya.

“Ternyata dia (Julius, red) tersinggung dan marah-marah. Kemudian memaki Yudha dan mengaku-ngaku sebagai anggota Dewan,” ungkap Dedi.

BACA JUGA: Cari Ongkos Pulang Kampung, Kotak Amal di Masjid Digasak

Setelah melontarkan makian, Julius pergi. Satu jam kemudian dia kembali. Tapi tidak naik sepedamotor, melainkan mengendarai mobil Pajero Sport nopol BK 811 TQ. Begitu turun dari mobil, Julius langsung mencari Yudha. Melihat Julius datang dengan raut wajah tidak bersahabat, Dedi berusaha menghadangnya. “Tapi dia malah mencekik leherku,” aku Dedi.

Kemudian, kata Dedi, Julius menempelkan benda (diduga senjata api) dari balik bajunya ke tubuh Yudha.

“Aku kira masalah itu sampe disitu saja. Ternyata dia kembali naik mobil dan menodongku, tepat di bagian perutku,” ujar Yudha.

Ia tidak mengetahui persis benda apa yang ditempelkan Julius di tubuhnya. Namun, dia mengaku sempat melihat benda itu diselipkan di balik celana. “Bendanya mirip seperti senpi softgan. Saat ditodongkan samaku, benda itu diselipkan di balik bajunya,” ungkap Yudha.

Yudha mengatakan, saat itu mereka memilih diam. Lalu Julius pergi. Tak lama berselang, mereka melaporkan tindakan tak norak wakil rakyat itu kepada pimpinannya. “Sudah kami laporkan ke pimpinan, tapi pimpinan kami bilang kalau mau melapor ke polisi jangan bawa-bawa nama perusahaan,” ujarnya.

Sehari kemudian, mereka sudah berencana melaporkan kejadian itu. Namun mereka urungkan niat dengan maksud menunggu ada itikad baik dari Julius.   “Kami sudah menunggu tiga hari, tapi tidak ada itikad baiknya. Sehingga hari ini, kami kembali mendatangi Polres Siantar,” imbuhnya.

Namun, pengaduan mereka belum sepenuhnya diterima pihak kepolisian. “Selain nggak ada bukti, polisi juga bilang pimpinan kami harus ikut. Karena itu lah, tidak jadi,” katanya.

Untuk menguji keterangan Dedi dan Yudha, METRO sempat menunjukkan foto Julius Silalahi yang ada dalam handphone. Apakah pria ini yang melakukan itu?  Dedi menjawab,  "Ya, tidak salah lagi".

"Dialah (Julius Silalahi, red) yang mengancam kami. Ini dia orangnya,” timpal Yudha.

Sandro Tobing, Koordinator Lapangan SPBU Sambo, ketika dikonfirmasi mengaku mengetahui peristiwa tersebut lewat cerita para karyawannya. “Aku tidak lihat peristiwa itu, aku cuma dengar dan menerima laporan karyawanku saja. Kalau pun mereka mau mengadu itu kan hak mereka, saya tidak melarang,” kata Sandro.

Kasubbag Humas Polres Siantar AKP Nuriaman Rangkuti kepada METRO, membenarkan kedatangan dua karyawan SPBU. Kedatangan karyawan SPBU itu hendak membuat laporan pengaduan. “Namun hal tersebut dibatalkan kedua karyawan tersebut,” kata Nuriaman tanpa merinci apa alasan kenapa tidak jadi membuat laporan pengaduan.

Pantauan METRO, Rabu (11/6), sekira pukul 09.00 WIB, Yudha dan Dedi tampak mendatangi Ruang SPKT Polres Siantar. Namun sekira pukul 10.00 WIB, mereka tidak tampak lagi di mapolres yang beralamat di Jalan Sudirman tersebut.

Julius Silalahi, melalui telepon selularnya, membantah telah mengancam petugas SPBU. Dia menerangkan, pada hari Minggu itu ia hendak mengisi bensin di SPBU tersebut. “Saat itu saya memang buru-buru makanya tidak mengikuti antrean,” ujar Julius.

Namun, katanya, dia sudah berusaha meminta tolong kepada petugas SPBU agar diberi izin tanpa harus ikut antrean. Namun, saat hendak memasuki tangki pengisian, dia tersandung dan petugas tersebut menegurnya.

Julius lalu membalas teguran itu dan antara kedua pun terjadi pertengkaran kecil. “Tak ada saya apa-apain dia, apalagi menodong,” katanya.

Lalu, dia pergi dari SPBU itu dan tak jadi mengisi bensin. Tak lama kemudian, dia mengaku datang kembali ke SPBU itu mengendarai mobilnya lalu menyuruh petugas tersebut memanggil pimpinannya.

“Saya suruh dia panggil pimpinannya (Bobby), karena Bobby itu kawan saya. Saya kan langganan di situ dan saya memang ada perlu sehingga terburu-buru dan saya baik-baik meminta tolong agar tidak usah mengantre,” ujarnya.

Lalu, setelah ketemu Bobby, Julius mengatakan pada Bobby agar dia menasehati anggotanya. Setelah itu, dia pun pergi dari SPBU itu.

Politisi Partai Demokrat ini menduga ada orang yang memanfaatkan situasi itu untuk menjatuhkannya. “Kalau memang kejadiannya hari Minggu, kenapa tidak di situ dilaporkan" Kenapa baru sekarang? Kan pasti ada yang menghasut ini. Ini jelas dipolitisir,” ujarnya. (mag 01/rah/ar/dro)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemulung Ditemukan Tewas Muntah Darah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler