Din Syamsuddin Prihatin Islam Krisis Kebudayaan

Kamis, 05 Februari 2015 – 10:42 WIB
Ketua Umum MUI Din Syamsuddin . Foto: Dokumen JPNN.com

jpnn.com - JOGJA – Ketua Umum MUI Din Syamsuddin mengungkapkan, salah satu permasalahan umat Islam saat ini adalah tidak mempunyai semangat kebudayaan. Akibatnya, Islam terkesan tidak melahirkan ekonomi, politik, dan budaya yang sesuai Alquran. Bahkan, umat Islam lebih banyak melahirkan konsekuensi negatif daripada konsekuensi positif

“Ironisnya, di Indonesia mulai diterapkan ajaran-ajaran liberal sejak masa reformasi, termasuk dalam bidang ekonomi,” kata Ketua Umum MUI Din Syamsuddin saat menyampaikan pidatonya dalam Seminar Pra-Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) ke-VI di UMY kemarin (4/2) dilansir Radar Jogja (Grup JPNN.com).

BACA JUGA: Pangkat BW Naik, Sejumlah Petinggi Absen, Tak Ada Sambutan

Menurut Din, salah satu masalah umat Islam tidak mempunyai semangat kebudayaan yang dapat dirumuskan secara konsepsional menuju konteks perubahan strategis. Karena menurutnya, bangsa Indonesia saat ini sedang mengalami krisis kebudayaan.

“Berdasarkan pengamatan, salah satu permasalahan umat Islam, organisasi Islam, partai-partai Islam itu, tidak mempunyai semangat kebudayaan, yang merumuskan secara konsepsional, sistematis, strategis, menuju ke konteks perubahan strategis untuk Indonesia ke depan. Kita ini mengalami permasalahan krisis kebudayaan,” beber Din.

BACA JUGA: Resmi Jadi Komjen, Budi Waseso Calon Terkuat Kapolri

Din menambahkan, masalah lain adalah Indonesia sedang menghadapi arus liberalisasi ekonomi, politik, dan budaya yang melahirkan konsekuensi negatif. Menurutnya, masalah tersebut tidak hanya terjadi di kota-kota besar, juga di kota-kota kecil. Sehingga menurut pihaknya, kongres yang diadakan oleh MUI pada 8 hingga 10 Fe-bruari di Jogja akan melahirkan kajian kritis terhadap situasi nasional.

“Penerapan Indonesia ini pada ajaran-ajaran paling liberal, ini masalah luar biasa, terutama sejak reformasi, termasuk bidang ekonomi dalam tanda petik kapilitasi global. Semoga kongres ini nanti bisa melahirkan telaah kritis terhadap situasi nasional dan sekaligus mencari solusi ke depan,” harap Din.

BACA JUGA: Budi Waseso Tambah Bintang, Masuk Bursa Calon Kapolri

Senada dengan Din, Ahmad Syafi’i Ma’arif mengatakan, kongres KUII ini harus membahas permasalahan yang besar yang sedang dihadapi oleh bangsa ini. Dirinya berharap, jangan sampai kongres tersebut tergoda oleh pertarungan politik yang sedang terjadi saat ini.

“Ke depan, kongres ini menurut saya, memang harus membicarakan hal yang serius, yang besar. Jangan tergoda oleh pertarungan politik yang tidak bermartabat ini, penguatan sosial umat Islam, yang jumlahnya 210 juta, karena secara sosial ekonomi kita umat Islam masih lemah. Sehingga dalam kongres ini, saya harapkan mempunyai tujuan untuk penguatan sosial,” kata mantan ketua umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah ini.

Dia juga pengkritisi, jika kongres ini adalah kongres umat Islam, seharusnya yang menjadi peserta tidak hanya organisasi masyarakat berbasis Islam, juga mengundang politisi perwakilan partai yang beragama Islam agar bisa saling bersinergi untuk membangun bangsa Indonesia. (mar/jko/ong/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Buya Syafii Senang Usai Ditelepon Jokowi soal BG


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler