Dinas Kesehatan Mendadak Datangi Sekolah, Langsung Swab Antigen 30 Siswa dan 3 Guru

Selasa, 23 November 2021 – 22:49 WIB
Salah seorang guru SD N 5 Kestalan sedang diswab oleh petugas Puskesmas setempat.

jpnn.com, SURAKARTA - Dinas Kesehatan Kota (DKK) Surakarta terus melakukan surveillant atau pengawasan pada proses Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas di Kota Surakarta. 

Pada Selasa (23/11) pagi atau hari kedua dilaksanakan program tersebut, sebanyak 30 siswa dan 3 guru SD N Kestalan 5 Jl. Letjen S. Parman No. 135 Kestalan, Banjarsari, Surakarta yang menjalani tes swab antigen.

BACA JUGA: Persiapan PTM Dispendik Surabaya Gelar Tes Swab Siswa dan Guru SMP

Kegiatan itu diikuti siswa kelas 4 hingga 6 dengan perincian 10 siswa dari kelas 4A dan 4B, 10 siswa dari 5A dan 5B serta 10 Siswa dari kelas 6A dan 6B. Sedangkan, 3 dari 25 guru yang dipilih merupakan wali kelas.

"Dari 292 siswa, kami pilih yang belum pernah melakukan tes swab. Untuk guru kami utamakan yang wali kelas karena mereka yang paling sering berinteraksi dengan siswa," ungkap Ketua Satgas Covid SD Kestalan 5, Sri Hartuti kepada wartawan. 

BACA JUGA: OJK Minta Masyarakat Waspadai Penipuan SIM Swab, Ini Ciri-Cirinya

Guru olahraga itu menuturkan belum sempat memberitahukan pelaksanaan program surveillant berwujud tes swab acak ini kepada wali murid.

Pihak sekolah baru dihubungi oleh Puskesmas setempat pada pukul 07.00, sedangkan swab antigen dimulai sekitar pukul 08.00.

BACA JUGA: Peserta tes PPPK Cari Swab Antigen Gratis, Uangnya untuk Beli Kemeja Putih

"Kalau izin swab belum karena ini mendadak, kami sebelumnya tidak tahu kalau akan ada swab. Jadi, kami hanya memberitahukan pada orang tua melalui melalui WA grup dari setiap kelas,"jelasnya. 

Kepala Dinas Kesehatan Kota (Kadinkes) Surakarta Siti Wahyuningsih menargetkan, hingga 26 November 2021, sebanyak 29 sekolah harus sudah melaksanakan program surveillant.

Adapun perinciannya meliputi 16 SD, 7 SMP dan 4 SMA/SMK/Madrasah. 

"Orang tua siswa ini harusnya bersyukur karena mendapat kesempatan. Di luar sana banyak OTG. Bisa saja anak ini enggak apa-apa, tetapi mungkin pas bertemu dengan anggota keluarga yang lain bisa saja ia tertular," jelasnya. 

Menurut wanita yang akrab disapa Ning itu, surveillant memberikan rasa aman saat pelaksanaan PTM terbatas. Kalau diketahui lebih cepat treatment bisa segera dilakukan. 

"Kalau ada satu positif kemudian hasil tracing negatif semua, kita tidak boleh menyimpulkan langsung negatif. Kami harus menghentikan dulu PTMnya  setelah 5 hari kami swab lagi," tambah Ning. 

Berdasarkan data covid-19 Kota Surakarta, selama sepekan (15-22 November) kasus penyebaran virus covid-19 cenderung  menurun. Pada 15 November tercatat 20 kasus aktif, sedangkan pada 22 November tercatat 7 kasus aktif saja," (mcr21/jpnn)


Redaktur : Natalia
Reporter : Romensy Augustino

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler