jpnn.com - JAKARTA - Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo menyatakan dirinya tidak berkecil hati ketika berbagai elemen menudingnya tengah membangun pencitraan menyusul penangkapan 10 oknum polisi pungli di jembatan Comal, Pemalang, Sabtu 9 Agustus 2014 lalu.
"Tidak apa-apa pengamat bilang saya pura-pura dan membangun pencitraan. Saya tidak peduli. Pokoknya, saya lakukan ini secara terus-menerus. Saya kejar terus-menerus sebagai upaya tegas Jawa Tengah menentang berbagai tindakan pungli yang dilakukan oleh siapapun, termasuk petugas kepolisian," kata Ganjar Pranowo, dalam rilisnya, Selasa (12/8).
BACA JUGA: Status Ijen Normal, Kawah Tetap Steril
Dijelaskannya, keberhasilan mengungkap pungli di jembatan Comal karena laporan masyarakat yang pro-aktif menyampaikan informasi kepadanya melalui twitter dan SMS. "Untuk pengawasan ke depan, saya akan menerjunkan sipil dengan melibatkan masyarakat agar pungli tak terjadi lagi," tegasnya.
Terhadap pelaku pungli di jembatan Comal, politisi PDIP itu menjelaskan bahwa Polda Jateng telah menjatuhkan sanksi kepada tujuh anggota Polres Pemalang yang tertangkap tangan melakukan pungli. "Termasuk tiga warga sekitar yang berperan sebagai kurir pelaku pungli. Ketiganya masih berstatus sebagai saksi dalam proses penyidikan sebelum menjalani sidang etik Divpropam Polda Jateng," ungkapnya.
BACA JUGA: Pengemis Kaya Kontrak Pertokoan
Soal sanksi, Ganjar menyerahkan kepada polisi agar disanksi hukum sesuai aturan yang ada di dalam kepolisian. "Tapi jangan dilepas begitu saja dan saya senang publik sangat partisipatif dan polisi juga tidak tinggal diam untuk merespon," ujar bekas pimpinan Komisi II DPR itu.
Terakhir, dia mengingatkan agar aparatur di daerah lainnya tidak mengulangi peristiwa pungli di jembatan Comal. "Saya ingatkan, daerah lain jangan ulangi apa yang terjadi di jembatan Comal. Kalau tidak dihentikan, tanggung resikonya sendiri," pungkas Ganjar Pranowo. (fas/jpnn)
BACA JUGA: Nelayan Antre Solar Lima Hari untuk Bisa Melaut
BACA ARTIKEL LAINNYA... Polisikan Pejabat Manokwari yang Diduga Manipulasi Data Honorer K2
Redaktur : Tim Redaksi