Usman menjelaskan, saat ini ada 11 puskesmas di Kota Mataram, empat di antaranya berstatus puskesmas perawatan. Puskesmas yang memiliki dokter lebih dari satu, baru tiga puskesmas. "Untuk puskesmas perawatan dokternya ada dua," sambungnya.
Dikatakan, puskesmas perawatan seharusnya memang memiliki tiga dokter. Sementara puskesmas nonperawatan cukup memiliki dua dokter saja. Berstatus sebagai puskesmas kota, pelayanan yang diberikan harus sebaik mungkin. "Bisa ditambah lima dokter saja sudah bersyukur," tukasnya.
Sementara itu, jumlah bidan sendiri ada 78 orang. Jumlah poskesdes ada 12 unit, baru tujuh sampai delapan poskesdes saja yang memiliki bidan. Jumlah bidan di poskesdes masih harus ditambah. "Harusnya semua poskesdes punya bidan," ucapnya.
Lebih lanjut dikatakan, bidan sendiri secara ideal memang harus dimiliki oleh masing-masing kelurahan. Kota Mataram memiliki 50 kelurahan, semua harus memiliki bidan desa. "Tapi belum memungkinkan saat ini untuk semua kelurahan memiliki bidan," sambungnya.
Ditambahkan, keberadaan bidan di setiap kelurahan, supaya cepat penanganan ibu hamil. Ada deteksi dini yang didapat oleh ibu hamil. Sebelum melahirkan para ibu hamil sudah diobservasi."Di manapun tempat melahirkan diketahui," terangnya.
Usai melahirkan, kata Usman, baik yang melahirkan normal maupun operasi, kondisinya terus dimonitor. Hal tersebut sudah dilakukan, meski dengan jumlah 78 bidan."Ada koordinator bidan yang membawahi kelurahan. Itu yang memantau kondisi para ibu hamil," paparnya. (feb)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dahlan Iskan Meriahkan Ngaruwat Kutatandingan
Redaktur : Tim Redaksi