jpnn.com - SAMPIT – Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur, Kalteng, belum mengambil sikap terkait kabar kandungan klorin pada pembalut wanita, yang dianggap berbahaya. Dinkes memilih menunggu edaran resmi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terkait hal itu.
”Masih menunggu edarannya produk apa saja yang berbahaya. Sebab, klorin pada kadar tertentu tidak berbahaya bagi kesehatan,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kotim Faisal Novendra Cahyanto melalui pesan singkat, Rabu (8/7).
BACA JUGA: Kantornya Diamuk Warga, Pak Lurah Lapor Polisi
Faisal mengungkapkan, dalam kehidupan sehari-hari klorin dapat ditemui untuk berbagai keperluan, seperti dalam pembasmian bakteri pada air minum.
Namun, semua tentunya dalam batas aman. Temuan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) masih perlu dipastikan apakah dalam batas aman atau sebaliknya.
BACA JUGA: Tinggal PNS Disnakertrans Belum Teruma Gaji ke-13
Adanya kabar ini membuat para wanita khawatir. Mereka berharap kadar klorin temuan YLKI tak berbahaya. Sebab, selama ini beberapa jenis produk pembalut yang disebutkan masih digunakan.
”Jelas khawatir, selama ini kan selalu menggunakan produk itu.Tapi belum ada dampak buruknya, semoga tidak ada,” ucap Linda, warga Baamang.
BACA JUGA: Kuota Haji Kabupaten Magelang tak Terpenuhi
Berbenda dengan Linda, Wulan warga lainnya justru tak merasa khawatir. Pasalnya, selama ini dirinya menggunakan produk berbahan alami sehingga lebih aman bagi kesehatan. ”Ya kalau bisa pembalut wanita itu harus yang alami,” ujarnya.
Sekadar diketahui, YLKI baru saja merilis temuan terkait dengan penggunaan bahan berbahaya pada pembalut atau pantyliner. Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi menyampaikan, pihaknya melakukan penelitian sejak Januari hingga Maret 2015 mengenai masalah itu. Ada sembilan merek pembalut dan tujuh merek pantyliner yang diuji YLKI di salah satu laboratorium terkemuka.
Hasilnya, ditemukan kandungan klorin pada pembalut dan pantyliner yang banyak beredar di pasaran tersebut. Klorin merupakan zat yang biasa digunakan sebagai bahan pemutih dan disinfektan.
Salah satunya pembalut merek Charm. Ternyata pembalut tersebut mengandung klorin dengan kadar 54,73 part per million (ppm) dan menduduki peringkat nomor satu. Untuk pantyliner, kandungan klorin paling tinggi dimiliki merek V Class, 14,68 ppm.
Menurut Tulus, penggunaan klorin pada pembalut dan pantyliner akan sangat berbahaya bagi kesehatan reproduksi. Selain keputihan, gatal-gatal, dan iritasi, klorin bisa mengakibatkan kanker rahim pada perempuan. (oes/ign)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mandi di Sungai, Dua Pelajar Tewas Tenggelam
Redaktur : Tim Redaksi