Dipandu dr Reisa, Tenaga Medis Berkisah tentang Cara Pasien Covid-19 Cepat Sembuh

Jumat, 02 Oktober 2020 – 22:48 WIB
Dokter Reisa Broto Asmoro. Foto: Humas BNPB/Dume Harjuti Sinaga

jpnn.com, JAKARTA - Satgas Penanganan Covid-19 menggelar diskusi virtual dengan para tenaga medis, Jumat (2/9). Salah satu yang diangkat dalam diskusi itu ialah cara bagi pasien Covid-19 untuk sembuh.

Para tenaga medis yang tengah berjuang di garis depan dalam memerangi penyakit pemicu pandemi itu berpesan kepada para penderita Covid-19 tetap semangat dan menanamkan pikiran positif selama menjalani perawatan.

BACA JUGA: Pak Doni Kampanyekan Semangat 3M, Kutip Pernyataan Rasulullah

Salah satu tenaga medis yang berjuang di garis depan melawan Covid-19 ialah dr Debryna. Sebagai sukarelawan, Debryna merawat para pasien Covid-19 di RS Darurat Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat.

Menurut Debryna, pikiran positif dan ceria sangat membantu upaya untuk sembuh. "Imunitas yang baik itu akan tercipta dari suasana hati," ujarnya dalam diskusi yang dipandu Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Reisa Broto Asmoro itu.

BACA JUGA: Kabar Menyenangkan dari Dokter Reisa: Terapi Nakes Efektif

"Baru kali ini benar-benar melihat pasien yang pikirannya bisa positif, pasien yang bisa dibawa enjoy, itu benaran cepat banget sembuhnya, bahkan gejalanya saja bisa hilang dengan cepat," cerita Debryna.

Lebih lanjut Debryna juga menceritakan pengalaman pribadinya menjadi sukarelawan. Menurutnya, semula orang tuanya tak setuju dengan keputusannya menjadi volunter yang merawat pasien Covid-19.

BACA JUGA: Pak Doni Tegaskan Covid-19 Nyata, tetapi Hampir 45 Juta Orang Masih Tak Percaya

Namun, Debryna terus berupaya meyakinkan orang tuanya akan pentingnya kemanusiaan dan memastikan keselamatan generasi penerus bangsa.

Oleh karena itu Debryna tak terlalu mengharapkan balasan, meskipun pemerintah telah memberikan instentif atau tunjangan bagi para sukarelawan. "Basis kami kerelaan, itu tujuan utama kami. Dengan adanya insentif dan lain-lain, itu plus dan terima kasih sekali," ujarnya.

Namun, Debryna sempat merasa sedih ketika ada teman dekatnya yang selalu menjaga pola hidup sehat ternyata terkena Covid-19 

"Namanya manusia, keluputan pasti ada, sehingga terinfeksi dan masuk ICU dan waktu itu keadaannya buruk," ujarnya.

Oleh karena itu dia berpesan pada masyarakat yang masih meragukan Covid-19 segera menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

"Pesan kami pakai masker dan jaga jarak. Jadi enggak peduli kalian sangat percaya atau sangat tidak percaya, intinya kalian lakukan dua hal itu saja," pesannya.

Kepala Perawat ICU RS dr Kanujoso Balikpapan Rustina Susanti yang juga menjadi pembicara dalam diskusi itu juga menceritakan pengalamannya.

Rustina menutuskan, dirinya harus mengenakan baju alat pelindung diri (APD) selama 8 jam sehari saat bertugas di ruang ICU.

Namun, Rustina tak henti-hentinya mengingatkan pasien Covid-19 berpikiran positif dan banyak tertawa. Dengan demikian suasana hati pasien Covid-19 menjadi bahagia.

"Mungkin ini imunisasi alami buat kita semua. Yang penting kita semua jaga diri, pakai masker, minum vitamin dan makan teratur, istirahat, semoga kita dijaga oleh Allah SWT," cerita dia.

Sebagaimana Debryna, Rustina juga bekerja secara ikhlas dan tidak mengharapkan imbalan dalam merawat pasien Covid-19. Namun dia mengaku mendapatkan insentif atau tunjangan dari pemerintah terhitung sejak Maret lalu.

"Alhamdulillah menjadi imun, dan imun buat teman-teman penyemangat," katanya.

Namun, Rustina juga menceritakan pengalamannya yang pahit ketika seorang teman seprofesinya meninggal dunia di ruang ICU karena Covid-19. 

"Ini benar-benar kayak telibat drama, bikin lemas, di saat itu secara otomatis kami yang ada di ruang ICU lemas semuanya," kenangnya.

Dia juga berpesan masyarakat tetap waspada dan menerapkan protokol kesehatan terutama 3M secara ketat, yakni memakai masker, menjaga jarak, dan rajin mencuci tangan.

"Takut boleh, tetapi waspada wajib. Kalau takutnya berlebihan, imun kita jadi turun, akhirnya kita menurunkan daya tahan tubuh. Satu pesan saya, kalau ada yang masih tidak percaya, saya antar tur ke ruangan saya, saya perlihatkan orang yang sedang berjuang antara hidup dan mati," pesan Rustina.

Setelah mendengar pengalaman para tenaga medis itu, dr Reisa yang memandu perbincangan langsung memberikan apresiasinya.

"Setelah kita menyimak perbincangan yang menyentuh hati tadi, kita harus menyadari bahwa garda terdepan untuk menghadapi Covid-19 justru adalah kita semua, masyarakat Indonesia yang benar-benar harus disiplin, melaksanakan 3M. Hanya dengan 3M kita mampu memutus mata rantai penyebaran," kata Reisa.(tan/jpnn)


Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler