BACA JUGA: Jepang Gencar Kampanyekan Makan Nasi
Kini, kondisi pasien 16 tahun itu berangsur membaikDua kata kunci yang menyejukkan hati David Nott adalah "gampang" dan "semoga berhasil." Tanpa menemui banyak kesulitan, dia pun lantas menerapkan panduan singkat yang dikirim bersama dua kata kunci tersebut
BACA JUGA: 100 Negara Sepakat Stop Bom Tandan
"Ini adalah prosedur paling berbahaya dan berisiko yang pernah saya terapkan," ujarnya, seperti dikutip The Telegraph kemarin (3/12).Ahli bedah yang pernah menangani mantan Perdana Menteri (PM) Inggris Tony Blair itu mengaku deg-degan saat harus mengoperasi pasien asal Ruthshuru, Kongo, tanpa peralatan lengkap
BACA JUGA: Pakistan Tolak Serahkan Tersangka Teror Mumbai
Mereka pun lantas terlibat komunikasi serius via SMS"Anak laki-laki itu punya peluang 80 persen untuk sekarat," ujar Nott pascaoperasiDalam situasi menegangkan tersebut dia hanya memiliki satu kantong darah, sebuah pisau bedah dan sepasang guntingYang membuat Nott semakin panik adalah dia tidak yakin sudah memberikan anestesi dalam jumlah cukupYang dia ingat hanyalah Meirion pernah melakukan operasi yang sama sebelumnya
Kini, Nott sudah kembali ke Inggris dan menjadi ahli bedah di LondonNamun, kejadian yang dia alami Oktober lalu saat menjadi sukarelawan di Kongo itu tidak terlupakan"Tuhan selalu bekerja dengan cara yang misterius," ujarnya.(hep/ami)
BACA ARTIKEL LAINNYA... CIA, Tantangan Terberat Obama
Redaktur : Tim Redaksi