jpnn.com, JAKARTA - Pemain sepak bola Indonesia selalu bercita-cita bisa memperkuat Timnas Indonesia sebagai capaian puncak dari karir mereka saat bermain. Tapi, hal ini tidak berlaku bagi salah satu pemain berusia 17 tahun yang kini sedang merumput di luar negeri, Andri Syahputra. Andri melalui ayahnya malah meminta agar dirinya tidak diganggu oleh Timnas.
Ya, Andri Syahputra adalah salah satu pemain asli Indonesia, lahir di Indonesia, dan berdarah Indonesia 100 persen yang kini sedang merumput di Qatar bersama klub Al-Gharafa junior. Dia juga masuk dalam Asphire Academy Qatar. Dia bahkan dikabarkan akan dinaturalisasi oleh Qatar.
Nama Andri masuk dalam 13 nama pemain Indonesia di luar negeri, yang dipanggil oleh PSSI untuk diseleksi masuk dalam skuat Timnas U-19 proyeksi Piala AFF 2017 September nanti.
Sayangnya, respon buruk didapatkan oleh federasi PSSI. Direktur Media dan Hubungan Internasional PSSI, Hanif Thamrin mengakui, sampai detik ini surat yang dilayangkan oleh PSSI kepada klubnya maupun orang tuanya, tak pernah dibalas.
"Ketika saya hubungi nomernya, saya kirim pesan singkat, tidak ada jawaban. Pemain lainnya yang di Inggris, Italia dan negara lainnya saja membalas. merespon meskipun ada yang tidak melepas pemainnya seperti Emilio Audero Mulyadi (kiper Tim Primavera Juventus dan Timnas Italia U-19), respon kok, kalau orang tua dan klub Andri tidak ada," katanya, saat ditemui Kamis (16/3) malam.
Agar tak salah paham, dia pun meminta tolong kepada rekannya yang kebetulan mengenal orang tua Andri. Hanif meminta untuk disambungkan, agar ada jawaban pasti dari orang tua atau klub Andri. Tapi, responnya ternyata menyakitkan dan jawabannya menyakitkan hati.
"Akhirnya respons tapi dari orang lain, melalui teman saya yang biasa komunikasi dengan orang tua Andri. Jawabannya minta jangan dibahas lagi soal anaknya ke Timnas. Ya, intinya minta tidak diganggu gitu dengan dipanggil ke Timnas kita," ungkapnya.(dkk/jpnn)
BACA JUGA: Luis Milla Minta Waktu Dua Hari
BACA ARTIKEL LAINNYA... Laga Timnas U-22 vs Myanmar Ajang Pembuktian Luis Milla
Redaktur & Reporter : Muhammad Amjad