Diplomasi Lemah, TKI Rawan jadi Pesakitan

Selasa, 18 Desember 2012 – 23:49 WIB
JAKARTA – Ketua Komisi IX DPR, Ribka Tjibtaning menilai kondisi buruh migran Indonesia masih memrihatinkan. Menurutnya, lebih dari tiga juta rakyat Indonesia bekerja sebagai buruh migran di 27 negara penempatan. Sekitar 90 persen di antaranya adalah perempuan yang bekerja sebagai Pembantu Rumah Tangga (PRT).

“Ironisnya, sampai hari ini kondisi buruh migran dari berbagai negara yang berada di berbagai negara penempatan masih memprihatinkan. Tak terkecuali buruh migran Indonesia, kondisinya bahkan lebih memrihatinkan, semisal bila dibanding dengan buruh migran dari Filipina,” kata  Ribka di Jakarta Selasa (18/12), seiring perayaan Hari Buruh Migran Internasional diperingati setiap 18 Desember sesuai ketetapan PBB.
       
Ribka menegaskan, masih banyak persoalan yang dihadapi buruh migran asal Indonesia. Misalnya masalah Pemutusah Hubungan Kerja (PHK), uang gaji yang tak dibayarkan, mengalami kekerasan dan perkosaan, hingga ancaman hukuman mati

Bahkan politisi PDI Perjuangan itu menyebut kasus pemerkosaan TKI oleh Kepolisian Malaysia sebagai contoh betapa rawannya para Pahlawan Devisa itu mendapat perlakuan keji. Ia memandang persoalan TKI masih ada karena lemahnya peran negara dalam melindungi warga negaranya yang bekerja di luar negeri.

“Peran negara  lemah baik sejak menanggani TKI yang masih ada di dalam negeri, saat mereka bekerja di luar negeri dan saat mereka kembali,” ujar Ribka.
       
Dia juga menyayangkan rentetan kasus penganiyaan terhadap TKI di luar negeri yang tidak dituntaskan melalui jalur hukum. “Ketidaktuntasan penyelesaian masalah ini juga disebabkan karena lemahnya diplomasi pemerintah Indonesia,” paparnya. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lima Tersangka Korupsi di Chevron Segera Diadili

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler