jpnn.com - JAKARTA--Kemacetan di Jakarta makin meresahkan warga penghuni ibukota. Kamacetan ini tidak hanya dikeluhkan warga Jakarta atau pengusaha yang kehilangan waktu produktif, tetapi juga dikeluhkan oleh sejumlah tamu negara, tidak terkecuali para duta besar negara Uni Eropa saat bertemu dengan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) di Hotel Pullman, Jakarta, Selasa (12/11) lalu.
Sekretaris Kabinet (Seskab) Dipo Alam juga mengaku gerah dengan kemacetan di ibukota negara ini, terlebih sejak diberlakukannya sterilisasi jalur busway dalam seminggu ini.
BACA JUGA: Inilah 25 Titik Genangan Air di Jakarta
Melalui akun twitternya @Dipoalam49, Seskab ikut urun rembug mengatasi kemacetan di Jakarta.
Diakui Seskab, kadang jalur busway lengang sementara jalur umum macet, sehingga orang tergoda melanggar untuk menggunakan jalur busway yang terlarang untuk kendaraan umum.
BACA JUGA: Ini Tanggapan Istana untuk Pernyataan Ahok
Terhadap hal itu Seskab mengusulkan, jalur bus Trans Jakarta diberlakukan buka-tutup.
"Dioperasikan begitu sehingga waktu lengangnya terdeteksi baik. Lalu, ada petugas lalu lintas yang bertugas buka-tutup jalur busway pada menit-menit yang lengang dibuka, lalu ditutup lagi kalau bus akan masuk/lewat," kata Dipo.
BACA JUGA: Adik Prabowo Usulkan Hari Libur bagi Satwa Ragunan
Seskab Dipo Alam juga menyoroti pembangunan jalan layang di Kampung Melaya-Tanah Abang yang mangkrak pembangunanya.
“Bila ada masalah pertanggungjawaban keuangan dengan Pemda DKI yang lalu, dibuat saja batas auditnya,” saran Seskab.
Hasil audit oleh BPK, lanjut Seskab, menjadi tanggung jawab keuangan Pemda DKI yang lama dan yang baru beserta para kontraktornya jelas. Setelah itu pembangunan jalan layang, kata dia, harus dilanjutkan sampai tuntas.
Seskab juga mengingatkan jasa kereta api oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI) saat ini banyak kemajuan, masih bisa juga ditingkatkan lagi untuk kontribusi mengurangi kemacetan.
“Ya ini urun rembug solusi,” papar Dipo Alam.
Selain menyangkut transportasi, Seskab Dipo Alam juga menyatakan pendapatnya agar dibangun jalan layang di atas Kali Ciliwung dan Kali Malang, Jakarta Timur.
“Jalan layang di atas kali tidak perlu pembebasan tanah yang sering buat masalah untuk menambah jalan layang. Jadi, banyak alternatif solusi,” papar Dipo.
Dipo yakin Gubernur dan Wagub DKI serta Kementerian Perhubungan juga sudah memiliki banyak alternatif solusi. Karena itu, ia mengajak semua pihak untuk membantu bersama cari solusi tersebut.
"Dicari solusinya bersama. Pembangunan mall-mall baru di dalam kota bikin macet. Mall lama naikkan pajak, mall baru dibangun di luar kota, lalu beri insetif pajak,” tambah Seskab mengakhiri usulannya. (flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tunggui Majikan, Sopir Pribadi Meninggal di Parkiran
Redaktur : Tim Redaksi