JAKARTA - Alumni organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Dipo Alam mengharapkan salah satu organisasi terbesar itu tidak sampai terpengaruh dengan gejolak politik yang terjadi saat ini. Apalagi, kata dia, HMI akan menggelar kongres. Ia mengharapkan hal itu tidak dikaitkan dengan masalah politik.
"HMI dan KAHMI adalah suatu lembaga yang independen dan kami mendukung semua supaya sukses di penyelenggaraan Kongres HMI 15 Maret nanti," ujar Sekretaris Kabinet itu di depan Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (28/2).
Dalam hal ini, Dipo juga menunjukkan keprihatinannya terhadap kasus dugaan korupsi di proyek Hambalang yang menjerat anggota Korps Alumni HMI (KAHMI) Anas Urbaningrum. Menurutnya, apa yang terjadi pada Anas murni masalah hukum bukan karena dilandasi politik.
"Ini (kasus Anas) adalah masalah hukum bukan masalah politik. Saya dulu masuk penjara Guntur melawan Pak Soeharto. Itu konsekuensi saya sendiri. Saya tidak melibatkan anggota HMI, tidak ada saya komplain ke siapa-siapa. Kalau masalah hukum kayak gini ya ikuti saja prosesnya," ujar Dipo.
Ia pun mengimbau sebaiknya Anas berbicara dengan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dibanding mengumbar masalahnya sebagai bagian dari konspirasi politik. Apalagi, Anas merasa dirinya sebagai anak yang tak diharapkan di Partai Demokrat, sehingga menuding ada konspirasi yang ingin mendepaknya dari partai Presiden tersebut.
"Saya mengajak Bung Anas datang ngomong baik-baik. Saya kenal Pak SBY, Bung Anas juga kenal Pak SBY. Tidak mungkin dia dianggap sebagai abenden child atau unwanted child. Saya bicara tidak mewakili Partai Demokrat tapi saya berbicara sebagai kakak alumni HMI," pungkas Dipo. (flo/jpnn)
"HMI dan KAHMI adalah suatu lembaga yang independen dan kami mendukung semua supaya sukses di penyelenggaraan Kongres HMI 15 Maret nanti," ujar Sekretaris Kabinet itu di depan Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (28/2).
Dalam hal ini, Dipo juga menunjukkan keprihatinannya terhadap kasus dugaan korupsi di proyek Hambalang yang menjerat anggota Korps Alumni HMI (KAHMI) Anas Urbaningrum. Menurutnya, apa yang terjadi pada Anas murni masalah hukum bukan karena dilandasi politik.
"Ini (kasus Anas) adalah masalah hukum bukan masalah politik. Saya dulu masuk penjara Guntur melawan Pak Soeharto. Itu konsekuensi saya sendiri. Saya tidak melibatkan anggota HMI, tidak ada saya komplain ke siapa-siapa. Kalau masalah hukum kayak gini ya ikuti saja prosesnya," ujar Dipo.
Ia pun mengimbau sebaiknya Anas berbicara dengan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dibanding mengumbar masalahnya sebagai bagian dari konspirasi politik. Apalagi, Anas merasa dirinya sebagai anak yang tak diharapkan di Partai Demokrat, sehingga menuding ada konspirasi yang ingin mendepaknya dari partai Presiden tersebut.
"Saya mengajak Bung Anas datang ngomong baik-baik. Saya kenal Pak SBY, Bung Anas juga kenal Pak SBY. Tidak mungkin dia dianggap sebagai abenden child atau unwanted child. Saya bicara tidak mewakili Partai Demokrat tapi saya berbicara sebagai kakak alumni HMI," pungkas Dipo. (flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kesampingkan Laporan Masyarakat, KPK Bisa Rusak
Redaktur : Tim Redaksi