Diprediksi Jadi Cawapres, Presiden Duterte Ternyata Ambil Keputusan Mengejutkan

Sabtu, 02 Oktober 2021 – 16:40 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden Rodrigo Duterte (kanan). Foto Biro pers

jpnn.com - Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengatakan dirinya pensiun dari dunia politik, Sabtu (2/10). Langkah yang mengejutkan itu memantik spekulasi bahwa Duterte tengah memuluskan jalan bagi puterinya untuk menjadi presiden.

"Hari ini, saya umumkan pengunduran diri saya dari politik," kata Duterte saat mendampingi senator Christopher "Bong" Go mencalonkan diri sebagai wakil presiden.

BACA JUGA: Duterte Lembek soal Laut China Selatan, Tiongkok Makin Jemawa

Go adalah pendukung setia Duterte di partai PDP-Laban yang berkuasa di Filipina.

Duterte sebelumnya diprediksi akan mencalonkan diri sebagai wapres.

BACA JUGA: Sebut Filipina Dilanda Krisis, Presiden Duterte Ancam Penjarakan Warga yang Abaikan Seruan Pemerintah

Dia tak bisa lagi menjadi calon presiden sesuai aturan konstitusi yang membatasi masa jabatan presiden hanya satu periode selama enam tahun.

Para pengamat politik telah lama menduga Duterte akan membuat kejutan, misalnya dengan pencalonan puterinya, Sara Duterte-Carpio, sebagai presiden dalam pemilu tahun depan.

BACA JUGA: Ogah ke Jakarta, Duterte Pilih Urus Lonjakan Kasus COVID-19 ketimbang Krisis Myanmar

Duterte-Carpio, yang menggantikan ayahnya sebagai wali kota Davao, bulan lalu mengatakan tidak akan mencalonkan diri tahun depan sebab dia dan ayahnya sepakat hanya salah satu dari mereka yang akan maju pada 2022.

Keputusan Duterte untuk mundur dari politik akan membuka jalan bagi puterinya.

"Ini memungkinkan Sara Duterte untuk maju," kata Antonio La Vina, profesor hukum dan politik Universitas Ateneo de Manila.

Namun La Vina mengatakan dirinya tidak mengesampingkan kemungkinan Duterte akan berubah pikiran dan menggantikan Go sebagai calon wapres.

Para calon diberi waktu hingga Jumat untuk melakukan pendaftaran, namun pembatalan dan penggantian masih dibolehkan hingga 15 November.

Jadwal itu memberi peluang adanya pergantian calon di menit-menit terakhir, seperti yang terjadi pada pemilu 2016 ketika nama Duterte masuk sebagai calon presiden dan memenangi pilpres dengan selisih suara yang besar. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler