Diprotes Pelajar RI di Jerman, Hayono Yakin tak Ada yang Salah

Senin, 07 Mei 2012 – 18:37 WIB

JAKARTA – Wakil Ketua Komisi I DPR Hayono Isman berani menjamin, tidak ada keluarga wakil rakyat di komisi yang membidangi pertahanan itu menggunakan uang negara saat ikut kunjungan kerja (kunker) ke Jerman.

“Saya memastikan, tapi kalau ada laporan berbeda tolong saya diberitahu. Kalau saya memastikan betul, tidak ada penggunaan uang negara (oleh keluarga Anggota DPR Komisi I yang ke Jerman),”  kata Hayono, kepada wartawan,  Senin (7/5), di Jakarta.

“Saya hanya mendampingi istri di London dan juga lihat adik yang nikah sama orang Jerman di Stuttgart, dan itu menurut saya lumrah bukan sesuatu pelanggaran. Kalau anggota DPR tidak boleh ketemu keluarga, itu namanya diskriminatif,” kata Hayono Isman.

Sebelumnya diberitakan, kunker anggota Komisi I ke Jerman ditolak secara terbuka oleh Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) dan Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCI NU) setempat.      

Rekaman aksi protes itu bisa dinikmati publik secara luas karena diunggah ke salah satu situs jejaring sosial YouTube.  Rekaman video tersebut diawali tayangan kedatangan para anggota dewan beserta rombongan di Bandara Tegel, Berlin, Senin (23/4). Kemudian, berlanjut pada kegiatan pertemuan dengan WNI di Kantor KBRI Berlin. Di acara itulah, aksi penolakan dilakukan.

Saat sesi dialog, wakil mahasiswa dari PPI dan PCI NU di Jerman meminta waktu untuk berbicara. Meski tetap dengan sikap yang tenang, dua wakil mahasiswa tersebut bergantian menyampaikan sejumlah kritik pedas terhadap kegiatan kunker dan menutupnya dengan pernyataan sikap.

Salah satu yang disorot adalah efektivitas sekaligus transparansi kegiatan para anggota dewan yang beberapa di antaranya membawa serta keluarganya. "Semoga keikutsertaan keluarga kali ini tidak menggunakan uang negara sepeser pun," ujar wakil mahasiswa dalam tayangan YouTube.

Menanggapi kritikan PPI, Hayono menyatakan, laporan  hasil kunker dibuat sekarang ini atau setelah kunjungan. “Kalau masih dianggap tidak efektif, namanya berbeda pendapat,” katanya.

Dia berpendapat sama dengan Duta Besar Indonesia di Jerman  bahwa kunker Komisi I itu sukses dan efektif, dalam rangka second track diplomacy sekaligus tugas pengawasan DPR kepada Kemenlu yang ada di luar negeri. “Kita yakini PPI niatnya baik. Hanya sayangnya tidak menerima informasi yang lengkap dari Komisi I,” katanya.

Padahal, Hayono mengaku, sebelum melakukan kunker sudah menyampaikan di media online mengenai rencana kunjungan Komisi I tersebut. “Barangkali mereka tidak sempat baca,” katanya.

Lebih jauh Hayono menyatakan, mereka niatnya positif, baik dan tidak bisa disalahkan karena memang memang kunjungan DPR di masa lalu yang tidak pantas. “Artinya (hanya) pemborosan,” tegasnya.

Menurutnya, kunker yang lama itu bukan dari Komisi I, tapi komisi lain. “Kalau Komisi I wajar, karena ini tugas pokok komisi I. Karena Komisi I kan mitranya luar negeri. Wajar pengawasan sampai ke luar negeri. Kalau komisi lainkan bukan mitranya. Kalau mereka ke luar negeri hanya untuk studi banding yang tidak perlu, buat apa?” ungkap dia. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Konflik Golkar Sumut vs DPP Makin Panas


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler