SUKABUMI--Peresmian Jalan Lingkar Selatan (Lingsel) Sukabumi oleh Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan diwarnai aksi unjuk rasa aktivis pergerakan mahasiswa di Sukabumi, kemarin. Tuntutan mereka yakni penolakan pengunaan politik uang dari APBD untuk kepentingan kampanye.
Dalam aksinya, sekitar 20 pengunjuk memulai aksi dengan berjalan kaki dari halaman Masjid Hamzah Cibolang Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi menuju lokasi peresmian di pertigaan Jalan Lingsel Sukabumi atau tepatnya dari arah masuk ke Jalan Lingkar Selatan di Jalan Raya Cibolang-Cisaat Kabupaten Sukabumi yang jaraknya 200 meter dari lokasi peresmian.
Satu orang pendemo bernama Anggi Purwanto alias Igo pingsan. Dia pingsan setelah dipukuli sejumlah polisi lantaran melempari mobil patroli polisi mengunakan sandal jepit.
Upaya keras pendemo yang terdiri dari organisasi Fraksi Rakyat, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dan Himpunan Mahasiswa Asal Sukabumi (HIMASI) untuk menyampaikan tuntutannya langsung di Gubernur Jawa Barat, mendapat penghadangan dari puluhan aparat keamanan gabungan Polres Sukabumi Kota, Pol PP Kabupaten Sukabumi, Pol PP Kota Sukabumi dan personil TNI dari Kodim 0607 Kota Sukabumi yang sebelumnya sudah bersiap siaga mengamankan.
Akibatnya, kemacetan arus lalu lintas dari arah Jalan Protokol Sukabumi-Bogor pun tak terelakan. Saling dorong dan adu mulut antara sejumlah pendemo dan beberapa aparat keamanan pun terjadi. Satu buah ban bekas dan sekantong plastik bensin yang tadinya hendak dibakar pendemo berhasil diamankan polisi.
Sambil berorasi menyuarakan tuntutan, para pengunjuk rasa disarankan oleh petugas keamanan untuk menepi ke sisi jalan. Ini dilakukan lantaran arus lalu lintas tersendat oleh aksi para pendemo. Namun upaya persuasif petugas keamanan tak membuahkan hasil, pendemo tetap tak bergeming untuk tetap berada di tengah jalan hingga akhirnya aparat bertindak tegas dengan memukul mundur pendemo.
Tak terima mendapat kekerasan, pendemo terlihat makin berani menerobos brikade petugas. Aksi saling dorongpun kembali terjadi. Selain memaksa memasuki area peresmian, mereka pun menuntut rekannya yang diamankan polisi untuk dibebaskan."Ini bukan zaman orba, kami hanya ingin menyampai aspirasi ke gubernur," teriak salah seorang kordinator aksi dari HMI Sukabumi, Dede Latif.
Selang beberapa jam kemudian, pengunjuk rasa diperbolehkan mendekati lokasi peresmian. Saat itu Gubernur Jawa Barat, dihadapan tamu undangan dari pejabat teras Pemprov Jawa Barat dan Muspida Kota/Kabupaten Sukabumi, sedang memberikan sambutan.
Namun, usai sambutan dan tekan tombol sirene sebagai tanda diresmikan Jalan Lingkar Selatan Sukabumi, Gubernur Jabar Ahmad Heryawan enggan menemui para pendemo. Sikap ini ditunjukan ketika Kabag Ops Polres Sukabumi Kota, Kompol Suradi yang saat itu mencoba memediasi pengunjuk rasa dengan orang nomor satu di Jabar ini yang ingin menyampaikan tuntutan soal penolakan politisasi APBD Provinsi Jawa Barat. "Tuntutannya apa," tanya Aher sapaan akbrab Ahmad Heryawan kepada Kabag Ops Polres Sukabumi Kota, Kompol Suradi.
Kompol Suradi pun menyampaikan tuntutan pendemo yang ingin berhadapan langsung dengan Aher. Tapi dengan diplomatis, gubernur kelahiran Sukabumi yang juga kandidat kuat di Pilgub Jawa Bara ini mengatakan apabila aksi unjuk rasa dilindungi undang-undang, dan Aher menyebut jika dirinya melayani mereka, ia khawatir akan lebih dipolitisir.
"Sudah biarkan saja, yang penting saya tidak melakukan seperti yang mereka tuntut,"ungkap Aher sambil melanjutkan agenda peresmian dengan meninjau Jalan Lingkar Selatan Sukabumi mengunakan sepeda motor bersama pejabat lainnya.
Merasa tak ditanggapi, para pendemo memilih meninggalkan lokasi. Mereka dikabarkan memilih "menyerbu" Markas Polres Sukabumi Kota untuk meminta pertanggungjawab oknum polisi yang memukul rekan mereka hingga pingsan.
Sementara itu AKBP Hary Santoso kepada sejumlah wartawan mengatakan, upaya pengamanan selama unjukrasa berlangsung dilakukan secara persuasif. Kepolisian sudah memberikan kesempatan kepada pengunjuk rasa untuk menyampaikan aspirasinya.
“Bila memang terjadi gesekan di lapangan, saya memohon maaf kepada rekan-rekan mahasiswa. Saya janji untuk kedepannnya peristiwa seperti ini tidak akan terjadi lagi,” ungkapnya. (wan)
Dalam aksinya, sekitar 20 pengunjuk memulai aksi dengan berjalan kaki dari halaman Masjid Hamzah Cibolang Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi menuju lokasi peresmian di pertigaan Jalan Lingsel Sukabumi atau tepatnya dari arah masuk ke Jalan Lingkar Selatan di Jalan Raya Cibolang-Cisaat Kabupaten Sukabumi yang jaraknya 200 meter dari lokasi peresmian.
Satu orang pendemo bernama Anggi Purwanto alias Igo pingsan. Dia pingsan setelah dipukuli sejumlah polisi lantaran melempari mobil patroli polisi mengunakan sandal jepit.
Upaya keras pendemo yang terdiri dari organisasi Fraksi Rakyat, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dan Himpunan Mahasiswa Asal Sukabumi (HIMASI) untuk menyampaikan tuntutannya langsung di Gubernur Jawa Barat, mendapat penghadangan dari puluhan aparat keamanan gabungan Polres Sukabumi Kota, Pol PP Kabupaten Sukabumi, Pol PP Kota Sukabumi dan personil TNI dari Kodim 0607 Kota Sukabumi yang sebelumnya sudah bersiap siaga mengamankan.
Akibatnya, kemacetan arus lalu lintas dari arah Jalan Protokol Sukabumi-Bogor pun tak terelakan. Saling dorong dan adu mulut antara sejumlah pendemo dan beberapa aparat keamanan pun terjadi. Satu buah ban bekas dan sekantong plastik bensin yang tadinya hendak dibakar pendemo berhasil diamankan polisi.
Sambil berorasi menyuarakan tuntutan, para pengunjuk rasa disarankan oleh petugas keamanan untuk menepi ke sisi jalan. Ini dilakukan lantaran arus lalu lintas tersendat oleh aksi para pendemo. Namun upaya persuasif petugas keamanan tak membuahkan hasil, pendemo tetap tak bergeming untuk tetap berada di tengah jalan hingga akhirnya aparat bertindak tegas dengan memukul mundur pendemo.
Tak terima mendapat kekerasan, pendemo terlihat makin berani menerobos brikade petugas. Aksi saling dorongpun kembali terjadi. Selain memaksa memasuki area peresmian, mereka pun menuntut rekannya yang diamankan polisi untuk dibebaskan."Ini bukan zaman orba, kami hanya ingin menyampai aspirasi ke gubernur," teriak salah seorang kordinator aksi dari HMI Sukabumi, Dede Latif.
Selang beberapa jam kemudian, pengunjuk rasa diperbolehkan mendekati lokasi peresmian. Saat itu Gubernur Jawa Barat, dihadapan tamu undangan dari pejabat teras Pemprov Jawa Barat dan Muspida Kota/Kabupaten Sukabumi, sedang memberikan sambutan.
Namun, usai sambutan dan tekan tombol sirene sebagai tanda diresmikan Jalan Lingkar Selatan Sukabumi, Gubernur Jabar Ahmad Heryawan enggan menemui para pendemo. Sikap ini ditunjukan ketika Kabag Ops Polres Sukabumi Kota, Kompol Suradi yang saat itu mencoba memediasi pengunjuk rasa dengan orang nomor satu di Jabar ini yang ingin menyampaikan tuntutan soal penolakan politisasi APBD Provinsi Jawa Barat. "Tuntutannya apa," tanya Aher sapaan akbrab Ahmad Heryawan kepada Kabag Ops Polres Sukabumi Kota, Kompol Suradi.
Kompol Suradi pun menyampaikan tuntutan pendemo yang ingin berhadapan langsung dengan Aher. Tapi dengan diplomatis, gubernur kelahiran Sukabumi yang juga kandidat kuat di Pilgub Jawa Bara ini mengatakan apabila aksi unjuk rasa dilindungi undang-undang, dan Aher menyebut jika dirinya melayani mereka, ia khawatir akan lebih dipolitisir.
"Sudah biarkan saja, yang penting saya tidak melakukan seperti yang mereka tuntut,"ungkap Aher sambil melanjutkan agenda peresmian dengan meninjau Jalan Lingkar Selatan Sukabumi mengunakan sepeda motor bersama pejabat lainnya.
Merasa tak ditanggapi, para pendemo memilih meninggalkan lokasi. Mereka dikabarkan memilih "menyerbu" Markas Polres Sukabumi Kota untuk meminta pertanggungjawab oknum polisi yang memukul rekan mereka hingga pingsan.
Sementara itu AKBP Hary Santoso kepada sejumlah wartawan mengatakan, upaya pengamanan selama unjukrasa berlangsung dilakukan secara persuasif. Kepolisian sudah memberikan kesempatan kepada pengunjuk rasa untuk menyampaikan aspirasinya.
“Bila memang terjadi gesekan di lapangan, saya memohon maaf kepada rekan-rekan mahasiswa. Saya janji untuk kedepannnya peristiwa seperti ini tidak akan terjadi lagi,” ungkapnya. (wan)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ratusan Hektar Sawah Kembali Tenggelam
Redaktur : Tim Redaksi