Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu, mengatakan cerita tentang BUMN yang dijadikan sapi perah itu sudah lama. Bahkan sebelum dia menjabat tahun 2005, praktik itu sudah seperti tradisi di BUMN. Hal itu dikarenakan jajaran direksi BUMN dipilih dengan kekuatan politik.
"Itu karena jajaran direksi itu dipilih oleh kekuatan politik, sehingga banyak intervensi non korporasi," ucap Said dalam diskusi dengan tema BUMN Kisah Usang Sapi Perah, di Jakarta, Sabtu, (10/11).
Said mengatakan tradisi menjadikan BUMN sapi perahan juga dilatarbelakangi oleh adanya dikreksi BUMN yang mau dijadikan sapi perahan. Untuk mengatasi ini ke depan, dia punya kiat agar BUMN tidak mudah diperas pihak manapun.
"Sebenarnya kalau ada susu kuda liar, jadikan BUMN itu kuda liarnya. Agar tidak bisa diperas. Maka cari Dirut atau Direktur keuangan yang kalau di perah dia nendang. Jadi siapapun yang memerah gak mempan," kata Said Didu.
Karena Dahlan Iskan telah menunjukkan langkah berani mengungkap praktik pemerasan yang dilakukan kepada BUMN, tambah Said Didu, maka pengawasan rakyat terhadap masalah ini tidak cukup hanya kepada DPR, tapi internal BUMN juga harus diawasi. "Jadikan momen ini untuk merubah BUMN," pungkasnya.(Fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tak Cabut Grasi Ola, SBY Diancam Digugat
Redaktur : Tim Redaksi