Dirjen Bea Cukai dan WCO Asia Pasifik Bahas Strategi Kebijakan Tanggulangi Covid-19.

Selasa, 17 November 2020 – 13:59 WIB
Dirjen Bea Cukai Heru Pambudi saat mengikuti Joint Session of 21st Regional Head of Customs Administration (RHCA) Conference and 30th Regional Contact Point (RCP) Meeting, Kamis (12/11). Foto: Humas DJBC

jpnn.com, JAKARTA - Direktorat Jenderal Bea Cukai Kementerian Keuangan menggelar Joint Session of 21st Regional Head of Customs Administration (RHCA) Conference and 30th Regional Contact Point (RCP) Meeting, Kamis (12/11) lalu.

RHCA Conference yang merupakan pertemuan tingkat direktur jenderal / pimpinan tertinggi Administrasi Pabean se-Asia Pasifik, dan RCP Meeting adalah persamuhan rutin antar-Contact Point untuk membahas beberapa pending issues dan agenda prioritas regional.

BACA JUGA: Menkeu Sri Mulyani dan Dirjen Bea Cukai Apresiasi WCO

Direktur Jenderal Bea dan Cukai Kemenkeu  sekaligus World Customs Organization Asia Pacific (WCO A/P) Vice-chair Heru Pambudi memimpin langsung RCHA Conference dan RCP Meeting tersebut secara daring.

Pertemuan dihadiri 65 peserta dari 24 Administrasi Pabean di Kawasan Asia Pasifik, Sekretaris Jenderal WCO Mr. Kuniyo Mikuriya, perwakilan Regional Office for Capacity Building Asia Pacific (ROCB A/P), serta Regional Intelligence Liaison Office Asia Pacific (RILO A/P).

BACA JUGA: Dirjen Bea Cukai Hadiri Pertemuan Kepabeanan Tingkat ASEAN

Heru menyampaikan bahwa dalam kurun waktu empat bulan setelah mengemban jabatan, telah mewakili Asia Pasifik pada pertemuan regional dan berpartisipasi di berbagai persamuhan di WCO.

Menurut Heru, telah disusun pula dokumen Regional Strategic Plan 2020-2022 sebagai acuan untuk mengukur capaian kinerja regional.

BACA JUGA: Manfaatkan Momentum Pertumbuhan, Bea Cukai Dorong Ekspor Demi Pemulihan Ekonomi

“Kami juga telah menerbitkan Buletin Komunikasi Regional yaitu WCO A/P Customs News Edisi 61, serta berkolaborasi dengan Pusdiklat Bea dan Cukai dalam penyelenggaraan webinar internasional,” ujar Heru.

Pertemuan ini juga memutuskan pengesahan proposal negara anggota untuk menjadi WCO Regional Entities.

Komposisinya, Regional Training Center adalah Indonesia dan Iran.

Regional Customs Lab adalah India dan Indonesia.

Regional Dog Training Center adalah Korea.

Indonesia, dalam hal ini Pusdiklat Bea dan Cukai resmi ditetapkan sebagai WCO Regional Training Center.

Balai Laboratorium Bea dan Cukai (BLBC) resmi ditetapkan sebagai WCO Regional Customs Lab.

“Dengan penetapan ini, Pusdiklat Bea dan Cukai dan BLBC menjadi pusat pelatihan dan laboratorium tingkat regional yang berkontribusi langsung dalam peningkatan dan pengembangan kapasitas serta kapabilitas administrasi pabean di Kawasan Asia Pasifik,” jelas Heru.

Adapun isu penting lainnya yang dibahas antara lain kebijakan masing-masing negara anggota dalam rangka mengurangi dampak pandemi Covid-19.

Mayoritas negara anggota telah mengimplementasikan prosedur kepabeanan khusus mempercepat pengeluaran barang kebutuhan medis serta untuk keperluan penanggulangan Covid-19. 

Selain prosedural, beberapa negara anggota memberikan fasilitas fiskal berupa keringanan atau pembebasan bea masuk khusus barang-barang tersebut.

Kebijakan tertentu juga diadopsi dalam rangka melindungi pegawai yang berada di frontline, seperti penggunaan alat perlindungan diri (APD), penerapan risk management pemeriksaan fisik barang, serta pemanfaatan informasi teknologi untuk proses clearance.

“Selaku Vice-chair WCO, kami terus berkomitmen dalam menyuarakan kepentingan dan prioritas regional untuk dapat diangkat dalam forum global sesuai dengan tagline ‘Together We Are Echoing Asia Pacific',” pungkas Heru.

Sekjen WCO Mr. Kuniyo Mikuriya dalam kesempatan itu juga memaparkan perkembangan mengenai program prioritas, kebijakan, dan inisiatif strategis lembaga itu, khususnya terkait dengan penanggulangan Covid-19. (rls/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler