jpnn.com, YOGYAKARTA - Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dirjen Dukcapil) Kemendagri Teguh Setyabudi optimistis Identitas Kependudukan Digital (IKD) bakal mewujudkan program Satu Data Nasional yang digagas pemerintah.
Hal itu disampaikannya pada acara Dukcapil Goes to Campus di kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Selasa (2/5).
BACA JUGA: Kepala BSKDN Yusharto: Lakukan Aktivasi IKD atau KTP Digital, Rasakan Manfaatnya
Dirjen Teguh mengaku fokus pemikirannya saat ini adalah mengembangkan IKD agar lebih hebat.
Pasalnya, dia mengakui aplikasi IKD masih dalam tahap awal untuk dikembangkan lebih lanjut.
BACA JUGA: Kunjungi Kampus UGM, Ditjen Dukcapil Kemendagri Layani Aktivasi Identitas Kependudukan Digital
Cita-citanya IKD bakal bisa seperti SingPass atau 'Singapore Personal Access', yakni sebagai hub (network) bagi pelayanan publik lain yang bisa diakses melalui genggaman tangan (handphone).
“Cukup melakukan single sign on IKD, maka kita akan terkoneksi dan terintegrasi dengan pelayanan kesehatan, pendidikan, pelayanan sosial, perbankan, pajak, payment gateway, dan masih banyak lainnya. Itulah era satu data nasional sesungguhnya,” kata Dirjen Teguh Setyabudi di Auditorium Fisipol, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UGM.
Teguh juga menyadari banyak kesulitan menghadang, namun dia terus mengajak jajaran Dukcapil mencari berbagai terobosan untuk mengejar target cakupan IKD sebesar 25 persen dari penduduk wajib KTP.
Itu sebabnya, lanjut Teguh, cita-cita itu mesti dimulai dari sekarang dengan menggalakkan aktivasi aplikasi IKD, termasuk melalui kampus dan kantor pemerintahan dan swasta.
"Itu harus tetap kita masifkan lewat berbagai cara. Karena nanti tanggal 23 Mei bakal ada launching Mal Pelayanan Publik (MPP) digital, yang di situ IKD sudah sangat berperan untuk 12 jenis pelayanan adminduk di MPP," ujarnya.
Teguh juga mengungkapkan pihak Dukcapil mendapat sokongan pendanaan dari Bank Dunia untuk penguatan dan pengembangan sistem serta infrastruktur jaringan dan teknologi informasi.
"Ini untuk mendanai Dukcapil secara komprehensif walaupun mungkin belum bisa menyelesaikan seluruhnya. Pertama, untuk perluasan cakupan layanan Dukcapil, dan kedua untuk membenahi infrastruktur dan program IKD," bebernya.
Sementara itu, Rektor UGM Ova Emilia mengaku mengikuti perkembangan KTP Nasional dari dulu hingga sekarang.
Dia menekankan untuk memudahkan pelayanan masyarakat dengan segala kelebihannya KTP perlu dikembangkan.
"Ke depan akan semakin mempermudah masyarakat mengurus pelayanan publik tanpa batasan ruang dan waktu. Apalagi respons pemerintah dalam perkembangan teknologi sangat positif," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Dirjen Dukcapil menyerahkan secara simbolis blangko KTP-el sebanyak 4.000 keping kepada Plh Asisten Pemerintahan dan Administrasi Umum Pemprov DIY Beny Suharsono.
Teguh juga menyerahkan secara simbolis IKD yang sudah diaktivasi di ponsel kepada Rektor UGM, wakil rektor, perwakilan tenaga kependidikan UGM.
Dihubungi seusai acara, Direktur Dafduk David Yama mengatakan secara nasional penduduk Indonesia yang mengaktivasi IKD sudah lebih satu juta orang hingga April 2023.
Sebelumnya, sejak Juni 2022, KTP digital dimulai di kalangan internal pegawai Dukcapil terlebih dulu.
Kemudian meluas ke ASN, setelah itu mahasiswa, dan terus berlanjut ke masyarakat umum.
“Kami akan terus road show ke kampus-kampus seluruh Indonesia dengan dikoordinasi oleh Dinas Dukcapil tingkat provinsi hingga kabupaten/kota, dan bila perlu dibantu oleh petugas Ditjen Dukcapil Kemendagri dari pusat,” kata David Yama.
Hingga Selasa sore pukul 16.00 WIB, dari 7 lokasi pelayanan telah tercatat 1.112 warga kampus UGM yang mengaktivasi IKD.
Jumlah tersebut terdiri dari Fisipol 188, Fakultas Tehnik 111, Balairung 239, Fakultas Peternakan 109, MIPA 145, Perpustakaan 133 dan Fakultas KKMK sebanyak 187 pemohon. (mrk/jpnn)
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi