Dirjen Nunuk Ungkap Fakta Mengejutkan soal Kondisi Guru, Harapan untuk Honorer 

Jumat, 08 September 2023 – 11:45 WIB
Ki-Ka: Direktur Program Pendidikan Dasar Tanoto Foundation Margaretha Ari Widowati dan Dirjen GTK Kemendikbudristek Nunuk Suryani. Foto dok. TF

jpnn.com, JAKARTA - Profesi guru saat ini kurang begitu digemari generasi muda.

Hal tersebut berpotensi menyebabkan Indonesia darurat kekurangan guru.

BACA JUGA: Pemprov Kalsel Menyiapkan 505 Formasi PPPK Guru

Data dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menunjukkan bahwa tahun 2022-2023 Indonesia memiliki sebanyak 3,3 juta guru di sekolah negeri. 

Namun, pada 2024, Indonesia akan mengalami kekurangan 1,3 juta guru. Hal tersebut dikarenakan banyaknya guru yang pensiun.

BACA JUGA: Surat Terbaru Dirjen Nunuk soal Pemberkasan NI PPPK Guru 2022, Ternyata Ada Masalah

Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemendikbudristek Prof. Nunuk Suryani dalam podcast Unlocking Potential Tanoto Foundation menyatakan bahwa pemerintah telah menempuh sejumlah strategi agar Indonesia tidak darurat kekurangan guru.

Memang, kata Dirjen Nunuk, pada 2024 ada potensi Indonesia kekurangan 1,3 juta guru. Ini karena setiap tahun rata-rata jumlah yang pensiun mencapai 70 ribu guru. 

"Namun, kami telah melakukan antisipasi sejak 2021 melalui rekrutmen ASN P3K guru,” terangnya.

Dalam podcast bersama Direktur Program Pendidikan Dasar Tanoto Foundation (TF) Margaretha Ari Widowati tersebut, Nunuk mengatakan bahwa pemerintah melalui Kemendikbudristek terus melakukan langkah akseleratif untuk bisa mengisi kekurangan guru.

Pada 2021 dan 2022 jumlah guru baru yang berhasil direkrut mencapai 544 ribu orang. 

Selanjutnya, tahun ini jumlah profesi pengajar sekolah negeri yang direkrut ditargetkan bisa mencapai 600 ribu.

Namun, pemerintah daerah di seluruh Indonesia baru mengusulkan penambahan jumlah guru sebanyak total 300 ribu.

“Tahun 2024 memang masih ada kekurangan, tetapi jumlahnya tidak sampai 1,3 juta guru. Ini karena kami sudah melakukan mitigasi dari sekarang,” lanjut Dirjen Nunuk.

Selain melalui rekrutmen reguler, Kemendikbudristek juga menggagas Ruang Talenta Guru. Dalam rencana ini, platform tersebut akan menjadi wadah bagi guru-guru honorer yang telah memenuhi kualifikasi dan kompetensi. 

"Melihat di mana tren supply dan demand guru yang hampir selalu tidak seimbang, Mas Menteri (Nadiem Makarim) menyampaikan dalam suatu forum dengan Komisi X DPR terkait Ruang Talenta Guru atau yang pada saat itu disebut marketplace,” ujar Nunuk. 

Ruang Talenta Guru ini diharapkan bisa mengakomodasi kebutuhan guru yang terjadi di luar masa rekrutmen atau kebutuhan-kebutuhan khusus.

Jika sewaktu-waktu ada sekolah yang membutuhkan tambahan personil guru, kepala sekolah tinggal langsung merekrut guru yang sudah terdaftar dalam platform Ruang Talenta Guru tersebut.

“Tantangannya saat ini tidak hanya pemenuhan kebutuhan guru yang ada, tetapi juga mencari calon guru yang berkualitas,” tegas Nunuk.  

Saat ini penting dilakukan kolaborasi antara pemerintah dengan berbagai pihak, mulai dari antarkementerian, pemerintah pusat dengan daerah, hingga kerja sama pemerintah-swasta, termasuk lembaga filantropi dalam rangka mempercepat upaya pemenuhan kebutuhan guru di Indonesia.

“Jadi, kami sangat ingin berkolaborasi lebih erat dengan pihak swasta dan filantropi untuk pemenuhan guru dan menarik minat generasi muda untuk menjadi guru-guru berkualitas,” kata Dirjen Nunuk.

Dia melanjutkan bagaimana mengadvokasi pemerintah daerah, penyiapan dan pendampingan calon, pengembangan dokumen pendukung pelaksanaan PPG, inilah yang dapat dilakukan dikolaborasikan dan dibantu oleh lembaga filantropi.

Senada itu, Margaretha Ari Widowati menjelaskan bahwa Tanoto Foundation - lembaga filantropi independen yang didirikan Sukanto Tanoto dan Tinah Bingei Tanoto pada 1981- memiliki program yang membantu pemerintah dalam mempersiapkan guru berkualitas. 

“Kami memfasilitasi komunikasi antara LPTK yang mengelola pendidikan guru dengan pemerintah daerah, dan Kemendikbudristek untuk bisa saling berkomunikasi, menyampaikan apa yang menjadi kebutuhan, dan bagaimana menciptakan guru berkualitas,” jelas Ari Widowati.

Dirjen Nunuk merespons kalau dari awal sudah dikoordinasikan dengan baik dan bisa memunculkan putra/putri daerah yang hebat untuk menjadi guru, ini sangat luar biasa. Program yang dilakukan oleh Tanoto Foundation ini mungkin bisa menjadi piloting untuk dilakukan juga di daerah-daerah lain.

Prinsip gotong royong adalah prinsip Indonesia, beban berat akan ringan bila dilakukan bersama khususnya untuk pendidikan, Merdeka Belajar dengan objektif pelajar Pancasila akan bisa terwujud bila ditanggung bersama. 

"Kami mengundang semua pihak untuk dapat bersama berkontribusi dalam tata kelola guru sesuai perannya masing-masing,’ pungkas Dirjen Nunuk. (esy/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler