Dirjen Rosa: Indonesia Mengkhawatirkan Sejumlah Produk yang Mengandung Merkuri

Selasa, 31 Oktober 2023 – 09:59 WIB
Dirjen Pengelolaan Sampah Limbah dan B3 KLHK Rosa Vivien Ratnawati selaku pimpinan delegasi Indonesia saat menghadiri pertemuan COP-5 di Jenewa, Swiss pada Senin (30/10). Foto: Humas KLHK

jpnn.com, JAKARTA - Indonesia menegaskan sangat mengkhawatirkan pada sejumlah produk yang mengandung merkuri dan keberadaan merkuri di lingkungan.

Hal itu disampaikan Dirjen Pengelolaan Sampah Limbah dan B3 KLHK Rosa Vivien Ratnawati selaku pimpinan delegasi Indonesia saat pertemuan COP-5 di Jenewa, Swiss yang secara resmi telah dibuka pada Senin (30/10).,

BACA JUGA: Kematian Freddie Mercury, Keganjilan Kucing, dan Kisah Pemakamannya

Adapun anggota Delegasi RI lainnya terdiri dari perwakilan Kementerian Luar Negeri, PTRI Jenewa, Kementerian Perindustrian, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, BPOM dan BRIN.

Adapun sejumlah produk yang mengandung merkuri dan keberadaan merkuri di lingkunganantara lain produk, yaitu Lampu, dental amalgam, kosmetik, pertambangan emas skala kecil (PESK), emisi dan lepasan merkuri,  ambang batas limbah merkuri, dan perdagangan merkuri.

BACA JUGA: TPA Piyungan Ditutup, Dirjen Rosa: Jadi Daya Paksa Masyarakat dan Pemda Kurangi Sampah

Dirjen Rosa menyampaikan dukungannya untuk melakukan penghapusan pada dental amalgam dengan waktu phase out pada tahun 2025.

Hal ini mendorong negara pihak lain yang masih mengggunakan dental amalgam untuk segera melakukan penghapusannya.

BACA JUGA: Dirjen Kemendagri Tutup The 5th ASEAN Japan Smart Cities Network High Level Meeting di Jepang

Selain itu, Indonesia juga mendukung pengaturan terhadap isu-isu tersebut diatas untuk dapat dilaksanakan pada level nasional.

Dalam pelaksanaannya terkait isu tersebut di atas KLHK sebagai Focal Point bekerjasama dengan K/L terkait, yaitu Kementerian Perindustrian dan Badan Pengawas Obat dan Makanan untuk mengontrol peredaran produk-produk yang mengandung merkuri dan telah memiliki peta jalan untuk penghapusannya.

Terkait dengan Pertambangan Emas Skala Kecil (PESK) Indonesia telah memiliki Rencana Aksi Nasional Pengurangan dan Penghapusan Merkuri (RAN PPM) untuk pelarangan penggunaan merkuri pada sektor PESK pada tahun 2025.

Sedangkan untuk amalgam gigi, Indonesia telah lama menghapus penggunaan merkuri sebagai amalgam gigi.

Terkait hal ini Indonesia telah menyusun program untuk mengganti penggunaan merkuri dengan bahan yang lebih ramah lingkungan.

Hal ini menunjukkan komitmen besar pemerintah Indonesia terhadap Konvensi Minamata untuk mewujudkan Indonesia bebas dari merkuri dan membuat merkuri sebagai sejarah masa lalu atau make mercury history.

Pertemuan Conference of the Parties ke-5 (COP-5) Konvensi Minamata telah resmi dibuka pada Senin (30/10/2023).

Pertemuan akan berlangsung selama 5 hari hingga 3 November 2023 yang dipimpin oleh Claudia Dumitru dari Rumania sebagai Presiden.  Pertemuan COP-5 Konvensi Minamata ini sekaligus memperingati 10 tahun diadopsinya Konvensi ini dan dihadiri 147 negara anggota.(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler