Dirjen Rosa Meluncurkan Dokumen Rencana Operasional Zero Waste, Zero Emission Indonesia 2050

Rabu, 06 Desember 2023 – 04:55 WIB
Dirjen PSLB3-KLHK Rosa Vivien Ratnawati melakukan soft launching Dokumen Rencana Operasional Zero Waste, Zero Emission Indonesia 2050 ketika menggelar talk show bertema “Zero Waste and Zero Emission Goals on Municipal Solid Waste” di Paviliun Indonesia COP28 UNFCCC UAE berlokasi di Expo City Dubai, Selasa (5/12/2023). Foto: Humas KLHK

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (PSLB3-KLHK) Rosa Vivien Ratnawati telah melakukan soft launching Dokumen Rencana Operasional Zero Waste, Zero Emission Indonesia 2050.

Dokumen ini merupakan bentuk komitmen Indonesia terhadap masa depan yang berkelanjutan dengan menetapkan peta jalan untuk mencapai zero waste pada tahun 2040 dan mendekati nol emisi pada tahun 2050.

BACA JUGA: Dirjen Rosa: Indonesia Mengkhawatirkan Sejumlah Produk yang Mengandung Merkuri

Soft Launching tersebut dilakukan ketika menggelar talk show dengan tema “Zero Waste and Zero Emission Goals on Municipal Solid Waste” di Paviliun Indonesia COP28 UNFCCC UAE berlokasi di Expo City Dubai, Selasa (5/12/2023).

Menurut Dirjen Rosa Vivien, peta jalan untuk mencapai zero waste pada tahun 2040 dan mendekati nol emisi pada tahun 2050 itu dilakukan dengan lima langkah.

BACA JUGA: Ikuti Arahan Mentan, Dirjen Holtikultura Pastikan Stok Bawang dan Cabai Aman

Pertama, pengelolaan TPA dengan metode controlled/sanitary landfill dengan fasilitas penangkapan gas metan.

Kedua, tidak ada pembangun landfill baru di tahun 2030 dengan mengoptimalisasi landfill yang sudah ada dan pelaksanaan landfill minin.

BACA JUGA: Sidang INC2 Paris, Dirjen Rosa Tegaskan Dukung Penuh Agenda Global Akhiri Polusi Plastik

Ketiga, zero open burning dimulai di tahun 2031. Lalu, keempat adalah optimalisasi fasilitas pengelolaan sampah seperti waste-to-energy, RDF, SRF, biodigester, dan pengelolaan sampah organik lainnya, sehingga pada tahun 2040 hanya sampah residu yang dikelola di landfill.

Kelima, memperkuat aktivitas pemilahan sampah di sumber dan memanfaatkan sampah sebagai bahan baku daur ulang sebagai bentuk implementasi ekonomi sirkular.

“Kami mengajak seluruh stakeholder terkait untuk bekerja bersama-sama untuk mencapai zero waste pada tahun 2040 dan mendekati nol emisi pada tahun 2050,” ujar Rosa Vivien.

Saat Talk Show dengan tema “Zero Waste and Zero Emission Goals on Municipal Solid Waste” di Expo City Dubai, Dirjen Rosa Vivien mengundang pihak-pihak swasta yang telah melakukan inisiatif baik dalam pengelolaan sampah.

Mereka adalah Lucia Karina, Public Affairs, Communications, and Sustainability Director for Indonesia and PNG at Coca-Cola Europacific Partners Topic: Empowering Communities through Low Carbon, Circular Economy Initiatives.

Kemudian Lilik Unggul Raharjo, President Director of PT Solusi Bangun Indonesia/Chairman of Indonesian Cement Assosiation Topic: Cement Industries Support to Solve Municipal Solid Waste Issue Through the Use of Refuse Derived Fuel (RDF) By Co-Processing System.

Selain itu diundang juga Febriany Eddy, President Director of PT Vale Indonesia Tbk. Topic: Plan for utilization of RDF as Fuel Co- firing in Smelting Industry.

Terakhir, Tien Johanna, Sustainability Division Head PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia, Tbk Topic: Utilization of Refuse Derived Fuel (RDF) from Waste Impurities as fuel substitute.

Konsisten Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca

Dalam paparan saat talk show, Dirjen PSLB3 Rosa Vivien menjelaskan sebagai negara yang rentan terhadap dampak perubahan iklim, Indonesia secara konsisten berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) dan meningkatkan ketahanan iklim.

Dirjen Rosa Vivien mengungkapkan pemerintah Indonesia telah menyerahkan dokumen Enhanced Nationally Determined Contribution (ENDC) kepada United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) pada tanggal 23 September 2022, yang meningkatkan target penurunan emisi gas rumah kaca dari 29 persen menjadi 31,89 persen (CM1) dan dari 41 persen menjadi 43,2 persen (CM2) pada tahun 2030, dibandingkan dengan kondisi business as usual.

Dalam dokumen tersebut juga dijabarkan target penurunan emisi GRK sektor limbah sebesar 40 Mton CO2eq (CM1) dan 43,5 Mton CO2eq (CM2) pada tahun 2030.

Rosa Vivien juga menjelaskan, Metana bersama dengan karbon dioksida dan dinitrogen oksida merupakan penyumbang utama emisi gas rumah kaca di hampir semua negara di dunia, termasuk Indonesia.

Oleh karena itu, Indonesia memberikan pertimbangan khusus terhadap pengurangan gas metana di sub-sektor limbah padat domestik, sebagaimana tercermin melalui aksi mitigasi, meliputi peralihan dari TPA dengan metode open dumping menjadi sanitary landfill, implementasi landfill gas recovery di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).

“Kami juga melakukan penerapan kebijakan less waste to landfill dengan implementasi kegiatan pengomposan dan 3R untuk sampah kertas, penerapan waste to energy seperti Refuse Derived Fuel (RDF), Instalasi Pengolah Sampah menjadi Energi Listrik dan biogas dan penerapan ekonomi sirkular,” ujar Rosa Vivien.(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler