jpnn.com, JAKARTA - Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dr. Wikan Sakarinto mengucapkan selamat atas capaian membanggakan dari Akademi Televisi Indonesia (ATVI).
“Selamat, ATVI telah melahirkan calon pemimpin-pemimpin hebat Indonesia, calon pemimpin di bidang media, untuk Indonesia masa depan,” kata Wikan saat sambutan pada Sidang Senat Terbuka XIII ATVI yang dilaksanakan secara virtual, Sabtu (6/3).
BACA JUGA: Pejabat Kemendikbud Merasa Malu Vokasi UGM Belum Diajak Memproduksi GeNose
ATVI melaksanakan Sidang Senat Terbuka dengan agenda Wisuda Ahli Madya Tahun Akademi 2020. Tercatat, sebanyak 170 orang lulusan D3 komunikasi massa khususnya untuk peminatan produksi televisi dan jurnalistik TV.
Menurut Wikan, ATVI bekerja sama dengan dunia industri telah melaksanakan program link and math.
BACA JUGA: Mau Mutu Pendidikan Meningkat, Urus Dulu Guru Honorer dengan Baik dan Benar
Dia menilai program tersebut bukan sekadar MoU, tetapi sampai pada aspek kurikulum, pengajaran bersama, sertifikasi, dan pemagangan yang dirancang komprehensif sejak awal.
BACA JUGA: Moeldoko Ketum Demokrat Versi KLB, Max Sopacua Bocorkan Rencana Kerja
ATVI melaksanakan Sidang Senat Terbuka dengan agenda Wisuda Ahli Madya Tahun Akademi 2020, Sabtu (6/3). Foto: Tangkapan layar
Pada kesempatan ini, Wikan berharap ATVI mempercepat peningkatann status dari strata D3 menjadi D-4 (sarjana terapan).
Untuk kepentingan tersebut, dia mendorong tercapainya prinsip link and match yang komprehensif.
Dia berharap akan lahir sarjana terapan sebagai calon pemimpin-pemimpin Indonesia.
Wikan juga mengatakan akan memajukan media di Indonesia, bukan hanya media maenstream, tetapi juga media digital. Media yang menyertakan teknologi-teknologi masa depan disusun bersama industri dan dunia kerja.
Kepada wisudawan yang akan memasuki dunia kerja, Wikan mengatakan ijasah, IPK penting, tetapi itu hanya di awal.
Menurut dia, ke depan sampai akhir hayat justru yang penting kemampuan soft skills, perilaku, dan karakter ke pekerjaan.
“Itu menentukan karier Anda ke depan. Apakah melejit dengan kemampuan soft skills, critical tinking, leadership, majajerial skill timework, atau sebaliknya hanya sekadar ijazah dengan karier melandai," kata Wikan.
Namun, dia yakin lulusan ATVI memiliki soft skills, hardskill yang luar biasa. Karena pembelajaran yang sesunggungnya dimulai dari sini, yakni ketika memasuki dunia kerja.
Faktor Penggerak Bangsa
Kepala LLDIKTI Wilayah III Prof Agus Setya Budi mengatakan acara wisuda XII ATVI ini menjadi momentum untuk mempertanggungjawabkan gelar secara moral dan intelektual.
Kepala LLDIKTI Wilayah III Prof Agus Setya Budi. Foto: tangkapan layar @ATVI
Dia menyampaikan keberhasilan wisuda hari ini tidak lepas dari peran para ibu dan bapak dosen
“Pendidian adalah salah satu faktor penggerak bangsa karena dapat melahirkan manusia kompeten untuk menghadapi berbagai realitas,” kata Prof Agus.
Sementara itu, Direktur ATVI Eduard Depari mengatakan kondisi pandemi Covid-19 ini menghadapkan pada pilihan sulit antara hasrat menyelenggarakan acara wisuda seperti dalam situasi normal dengan kemungkinan risiko yang tidak kecil, atau melaksanakannya sesuai protokol pertemuan masa pandemi secara virtual.
Wisuda kali ini melibatkan 170 lulusan terdiri atas 135 Ahli Madya dengan kekhususan Produksi Siaran TV dan 35 Ahli Madya kekhususan Jurnalisme TV.
“Atas nama pimpinan ATVI, kami sampaikan selamat atas keberhasilan studi Anda,” kata Eduard.
Dia berpesan bekal keterampilan vokasional yang diperoleh dapat dimanfaatkan sepenuhnya di dunia kerja.
Pengembangan Kecakapan Sosial
Ketua Yayasan Indosiar Maria Suryani mengaku bangsa atas kegiatan wisuda Ahli Madya ATVI. Pasalnya, peserta wisuda merupakan salah satu Misi ATVI dalam memenuhi kebutuhan tenaga medium Televisi yang memiliki kualifikasi akademi.
“Sebagai seorang Ibu, saya terharu, karena harus melepas mahasiswa/mahasiswi yang selama ini berada dalam asuhan almamater selama 3 tahun. Bukankah perpisahan merupakan momen yang senantiasa mengharukan?” katanya.
Ketua Yayasan Indosiar Maria Suryani. Foto: Dok. ATVI
Sebagai profesional, lanjut Maria Suryani, ada kekhawatiran melihat makin ketatnya persaingan dalam dunia kerja, makin beratnya tuntutan keahlian, dan makin banyaknya tenaga kerja yang tersisih akibat disrupsi inovasi.
“ATVI telah membekali dengan pengetahuan dan kecakapan teknis untuk mampu bekerja dan bersaing di bidang penyiaran. Namun, masyarakat dan industri menuntut Anda mengembangkan kecakapan sosial (social skills) untuk membuktikan bahwa disiplin ilmu anda mampu memberi kemanfaatan pada masyarakat,” papar Maria Suryani.
Maria berpesan kepada wisudawan agar tetap belajar, karena hidup merupakan ajang pembelajaran yang sangat berharga bagi pengembangan masa depan.
“Jika di sekolah Anda diberi pelajaran untuk kemudian diuji, maka dalam kehidupan, Anda senantiasa menghadapi ujian untuk memperoleh pelajaran,” kata Maria.
Ke depan, kata dia, fokus pendidikan tidak semata-mata bertumpu pada media penyiaran, namun diarahkan pula pada pendidikan kader-kader produksi konten maupun pengelolaan media digita.(fri/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : Friederich