JAKARTA - Direktur Utama (Dirut) PT Bio Farma Iskandar mengaku tidak terlibat dalam penganggaran proyek sarana dan prasarana vaksin flu burung untuk manusia. Menurutnya, anggaran sudah ditentukan oleh Kementerian Kesehatan dan Bio Farma hanya sekadar pelengkap saja.
"Saya tegaskan di forum terhormat ini, Bio Farma tidak pernah meminta anggaran pada pemerintah melalui Bappenas maupun pihak lain yang terafiliasi dengan pemerintah," ujar Iskandar dalam rapat Panja pengadaan sarana dan prasarana vaksin flu burung untuk manusia Komisi IX DPR RI, Senin (11/2).
Dijelaskannya, awal keterlibatan Bio Farma dalam proyek tersebut karena perusahaan pelat merah tersebut sudah ahli dalam vaksin. Hanya saja soal virus flu burung, teknologi yang dimiliki Bio Farma tidak ada sehingga kemudian meminta pemerintah menyediakan konsultan.
"Sekarang teknologi sudah kita rebut, makanya begitu ada proyek ini, kami pastikan bisa terus," ujarnya. Mengenai anggaran, jelas Iskandar, Bio Farma memang pernah mengajukan permohonan pembiayaan pembangunan sarana dan prasarana virus flu burung melalui Bappenas. Tapi bukan diajukan kepada pemerintah, melainkan ke pemerintah Jepang sebagai hibah luar negeri.
"Intinya, kehadiran Bio Farma dalam proyek ini hanya dipersiapkan Kemenkes untuk memberi penjelasan tentang pertanyaan teknis kala ada pihak yang ingin bertanya," terangnya. (esy/jpnn)
"Saya tegaskan di forum terhormat ini, Bio Farma tidak pernah meminta anggaran pada pemerintah melalui Bappenas maupun pihak lain yang terafiliasi dengan pemerintah," ujar Iskandar dalam rapat Panja pengadaan sarana dan prasarana vaksin flu burung untuk manusia Komisi IX DPR RI, Senin (11/2).
Dijelaskannya, awal keterlibatan Bio Farma dalam proyek tersebut karena perusahaan pelat merah tersebut sudah ahli dalam vaksin. Hanya saja soal virus flu burung, teknologi yang dimiliki Bio Farma tidak ada sehingga kemudian meminta pemerintah menyediakan konsultan.
"Sekarang teknologi sudah kita rebut, makanya begitu ada proyek ini, kami pastikan bisa terus," ujarnya. Mengenai anggaran, jelas Iskandar, Bio Farma memang pernah mengajukan permohonan pembiayaan pembangunan sarana dan prasarana virus flu burung melalui Bappenas. Tapi bukan diajukan kepada pemerintah, melainkan ke pemerintah Jepang sebagai hibah luar negeri.
"Intinya, kehadiran Bio Farma dalam proyek ini hanya dipersiapkan Kemenkes untuk memberi penjelasan tentang pertanyaan teknis kala ada pihak yang ingin bertanya," terangnya. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... KPK Usut Keaslian Sprindik Anas
Redaktur : Tim Redaksi