Dirut BRI: Digitalisasi Tak Sebabkan PHK

Jumat, 02 Februari 2024 – 20:36 WIB
Direktur Utama BRI Sunarso hadir dalam gelaran World Economic Forum (WEF) 2024 yang mengusung tema Rebuilding Trust. Foto: dok BRI

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan digitalisasi telah membantu berbagai industri, termasuk perbankan dalam mengakselerasi produktivitas kinerja. 

Sunarso menyebut berbekal digitalisasi, efisiensi dapat dihasilkan dari proses otomatisasi yang mengurangi waktu dan alokasi sumber daya manusia.

BACA JUGA: Dorong Omzet Penjualan UMKM, BRI Bagikan Undian Promo di Pasar Tanah Abang

Meskipun demikian, bagi BRI digitalisasi yang dilakukan oleh perseroan dipastikan tidak akan menyebabkan lay off atau PHK pekerja. 

Menurutnya, digitalisasi bisa dilakukan seiring tanpa harus memangkas jumlah pekerja.

BACA JUGA: Strategi BRI Tumbuh Berkelanjutan, dengan Targetkan Kredit 11-12 Persen Pada 2024

“Saya berusaha mati-matian untuk itu (tidak melakukan PHK). Digitalisasi adalah cara BRI untuk mengefisienkan kerja dengan cara meningkatkan produktivitas pekerja, maka kami pastikan digitalisasi tidak harus menyebabkan PHK, karena justru produktivitas pekerjaanya yang ditingkatkan dengan tambahan alat/tools,” jelasnya saat Live Conference World Economic Forum 2024, di Davos, beberapa waktu lalu.

Untuk menjangkau nasabah serta menghasilkan inovasi produk dan layanan inovatif, BRI tetap menjalankan strategi bernama hybrid bank, yakni gabungan layanan fisik dan digital. 

Cara ini menerapkan digitalisasi proses bisnis internal, tetapi menjangkau nasabah tetap disesuaikan dengan karakteristik lokal masyarakat.

Strategi BRI mengandalkan hybrid bank dilakukan sebagai cara menjangkau masyarakat Indonesia yang beragam karakteristiknya. 

"Konsep tersebut memungkinkan jangkauan layanan nasabah semakin luas, dengan memadukan keunggulan layanan fisik secara langsung dan secara digital,” tambah Sunarso.

Di samping itu, transformasi digital BRI juga dapat dilihat melalui upayanya menciptakan BRISPOT yang telah memangkas waktu pemrosesan kredit dari dua minggu menjadi sehari. 

Lalu, tersedia juga berbagai layanan perbankan melalui API platform BRI, BRIAPI, yang telah melayani ratusan partners. 

Produk-produk digital tersebut diyakini membawa dampak besar bagi kemudahan nasabah dalam mengakses layanan keuangan BRI.

Kemudian, ada juga BRIBRAIN yang merupakan “pusat otak digital” BRI yang mengkonsolidasikan kapabilitas AI dan analitik, untuk meningkatkan customer engagement, anti-fraud & risk analytics, credit underwriting, hingga automasi untuk smart services & operations.

AI Recommendation System yang dimiliki BRI telah diimplementasikan untuk memilih calon nasabah potensial berdasarkan data seperti jumlah simpanan, portofolio pinjaman, demografi dan lokasi. Dampaknya, dengan penggunaan AI mampu meningkatkan conversion rate sebesar 60 persen dan meningkatkan kualitas akuisisi debitur sebesar 49 persen.

“Jadi, strategi jangka panjang, BRI tetap akan menerapkan strategi hybrid. Menggunakan otak mesin yg tugasnya mengerjakan pekerjaan yang rumit dan berulang. Tetapi menyimpulkan hasil akhir dan menentukan keputusan tetap harus manusia,” jelas Sunarso.(jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
BRI   Digitalisasi   nasabah   PHK  

Terpopuler