jpnn.com - JAKARTA – Niat PT Pertamina (Persero) menekan potensi kehilangan minyak (losses) kerap mendapat sambutan negatif dari oknum yang selama ini mendapat keuntungan. SPBU yang merupakan objek vital maupun truk tangki kerap menjadi sasaran aksi premanisme.
Karena itu, BUMN energi berharap aparat bisa memberikan jaminan keamanan. Menurut Dirut Pertamina Dwi Soetjipto, Pertamina sedang menekan losses dari proses minyak mentah sampai hilir. Banyak kemajuan yang dialami di sektor hulu, tapi terkendala di hilir. ’’Kami jadi berhadapan dengan preman,’’ katanya.
BACA JUGA: Dorong Penetrasi Pertamax, Gandeng AccorsHotels
Dalam beberapa hari terakhir, Dwi menyebutkan dua aksi premanisme menyerang aset Pertamina. Yakni, perampokan tangki BBM di Bali serta penyerangan terhadap terminal BBM di Teluk Kabung, Padang, Sumatera Barat.
Setelah sempat ditutup 50 jam, layanan operasi Terminal BBM Teluk Kabung kembali dibuka pada Rabu (8/7).
BACA JUGA: 71 Bank Dilikuidasi LPS
VP Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro menambahkan, perseroan sudah meminta jaminan pengamanan supaya tidak terulang. Aparat juga diminta tegas untuk menindak para pelaku kerusuhan.
Menurut Wianda, terminal BBM merupakan objek vital nasional yang dilindungi negara. Dengan begitu, sudah sepatutnya aparat bertindak tegas terhadap segala aksi kerusuhan dan premanisme.
BACA JUGA: Maskapai Tolak Monopoli Kargo Juanda
’’Kami sudah berkoordinasi dengan pemda dan kepolisian bahwa objek itu sangat penting bagi masyarakat,’’ ungkapnya.
Saat ini Pertamina menekan losses dengan target USD 200 juta atau sekitar Rp 2,7 triliun. Pertamina berupaya menekan inefisiensi di sektor hulu melalui program pembenahan tata kelola arus minyak (PTKAM) dengan target losses 0,34 persen.
Hingga April, PTKAM diklaim mampu menangkal inefisiensi sampai USD 105 juta atau sekitar Rp 1,4 triliun. Direksi Pertamina menargetkan, performa itu bisa dipertahankan sehingga pada akhir tahun bisa mencapai USD 200 juta. (dim)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PGN Target Tambah 34 Ribu Pelanggan Baru
Redaktur : Tim Redaksi