Dirut Pertamina Paparkan Bisnis Terintegrasi yang Berkelanjutan di Hannover Messe 2024

Selasa, 23 April 2024 – 10:54 WIB
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati saat menjadi pembicara dalam Bussiness Forum "Forging Intelligent an Sustainable Industrial Practices" di Pavillion Indonesia pada gelaran Hannover Messe 2024, Senin, (22/4). Foto: Dokumentasi Humas Pertamina

jpnn.com, JERMAN - Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati memaparkan komitmen dan strategi bisnis terintegrasi yang berkelanjutan dengan operasional yang cerdas di forum internasional Hannover Messe 2024

Bersama Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Pertamina ikut berpartisipasi di ajang Hannover Messe 2024 yang mengusung tema Forging Smart & Sustainable Industry diselenggarakan oleh ECADIN pada Senin (22/4).

BACA JUGA: Satgas RAFI 2024 Resmi Ditutup, Pertamina Apresiasi Sinergi dari Semua Pihak

Dalam sesi diskusi di Pavilon Indonesia, Dirut Pertamina Nicke Widyawati memaparkan peran Pertamina sebagai BUMN yang mengelola energi secara terintegrasi dengan kompleksitas ekosistem energi di Indonesia.

Dia menegaskan Pertamina menjadi satu-satunya BUMN yang mengembangkan bisnis energi terintegrasi, meliputi operasi hulu, tengah dan hilir.

BACA JUGA: Hari Kartini 2024, Dirut Pertamina Dorong Perempuan Berkarier dan Optimalkan Potensinya

"Jangkauan kami tidak hanya terbatas pada pasar domestik, kami juga hadir signifikan di luar negeri. Namun, tujuan utama kami tetap memperkuat kemandirian dan ketahanan energi di negara kami,"tegas Nicke.

Nicke mengurai bisnis hulu Pertamina yang mengelola 40 blok migas domestik dan 25 blok migas luar negeri.

BACA JUGA: Produk UMKM Binaan Pertamina jadi Incaran Pemudik Saat Libur Lebaran

Dia mengungkapkan Pertamina mengoperasikan 24 persen blok domestik dan berkontribusi signifikan terhadap produksi minyak domestik mencapai 70 persen dan gas 28 persen.

"Angka ini menegaskan peran penting kami dalam menjaga keamanan energi Indonesia," imbuhnya.

Lebih lanjut Nicke mengungkap strategi Pertamina dalam pengembangan kilang di tengah transisi energi global.

Menurut Nicke, meskipun Perseroan berkomitmen untuk bisnis berkelanjutan, namun keamanan energi tetap menjadi prioritas utama.

"Upaya pengembangan kilang berfokus pada peningkatan efisiensi, pengurangan kandungan sulfur dan nitrogen serta mitigasi emisi gas rumah kaca,"jelasnya.

Untuk menjawab transisi dari bahan bakar fosil ke energi terbarukan, Nicke menjelaskan Pertamina memperkuat bahan bakar gas sebagai jembatan.
Berbekal cadangan gas yang melimpah, Pertamina saat ini fokus pada penguatan infrastruktur tengah dan hilir.

Selain itu, lanjutnya, Pertamina juga telah bergerak ke sumber energi terbarukan seperti panas bumi.

Di bisnis pengangkutan energi, Pertamina telah memiliki 700 kapal yang memfasilitasi perdagangan domestik dan internasional serta membentuk bagian integral dari rantai nilai energi terintegrasi perusahaan pelat merah tersebut.

"Sebagai BUMN, kami bertanggung jawab untuk menyediakan energi yang mudah diakses, bersih, dan terjangkau kepada rakyat Indonesia serta memastikan distribusi energi yang adil di seluruh negeri,” ujar Nicke.

Di era transisi energi, tambah Nicke, Pertamina mengadopsi strategi pertumbuhan ganda, yakni memperkuat bisnis warisan untuk memenuhi keamanan energi, keterjangkauan, dan aksesibilitas.

Namun pada saat yang sama, Pertamina juga melakukan program dekarbonisasi.

Untuk energi terbarukan, Pertamina mengembangkan produk rendah karbon yang dimulai dari sumber daya alam yang ada di Indonesia, seperti panas bumi, biofuel, dan CPO.

Untuk mendukung strategi pertumbuhan ganda tersebut, kata Nicke, Pertamina telah melakukan transformasi bisnis yang berkelanjutan dan digitalisasi.

Menurut Nicke, digitalisasi merupakan salah satu agenda strategis Pertamina untuk mengontrol operasional yang luas dan kompleks dari hulu, tengah dan hilir.

“Kami percaya bahwa transformasi digital dipercepat akan memanfaatkan posisi kami dalam hal nilai pasar. Jadi kami lebih fokus dan mengalokasikan sebagian anggaran dan sumber daya untuk digitalisasi,” ucapnya.

Selain Pertamina, pada sesi Forging Smart & Sustainable Industry tersebut turut dihadiri panelis internasional lainnya yaitu Zoya Alexeeva VP Software Strategy Schneider Electric dan Lucretia Loescher COO of thyssenkrupp Uhde GmbH.

Sesi tersebut disaksikan Maman Abdurrahman, Dony Maryadi Oekon, dan Eddy Soeparno dari Komisi VII DPR.

Selain itu, ada Sekjen Kementerian Perindustrian, dan Duta Besar Indonesia untuk Jerman Arif Havas Oegroseno.

Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs).

Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler