IAF 2024

Dirut Pertamina Sebut Potensi Kerja Sama Indonesia dan Afrika di Sektor Energi Sangat Luas

Selasa, 03 September 2024 – 21:59 WIB
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati saat berbicara pada sesi diskusi bertema 'Energy Effective Implementation of Energy Diversification' yang dilaksanakan pada hari kedua perhelatan Indonesia Africa Forum (IAF) 2024 di Nusa Dua, Bali, Selasa (3/9). Foto: Dokumentasi Humas Pertamina

jpnn.com, NUSA DUA - Negara-negara di Benua Afrika bersama dengan Indonesia memiliki ragam sumber daya mineral yang potensial.

Peluang untuk berkolaborasi secara nyata di antara kedua belah pihak pun terbuka lebar.

BACA JUGA: IAF 2024, Pertamina Perkuat Komitmen Tingkatkan Ketahanan Energi dan Ekspansi Global

Hal tersebut disampaikan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati pada sesi diskusi bertema 'Energy Effective Implementation of Energy Diversification' yang dilaksanakan pada hari kedua perhelatan Indonesia Africa Forum (IAF) 2024 di Nusa Dua, Bali, Selasa (3/9).

Mengusung semangat 'Bandung Spirit', Indonesia melalui Pertamina, akan berkolaborasi dan mendukung Afrika dalam rangka meningkatkan posisi kedua belah pihak sebagai 'Emerging Market', khususnya di bidang energi.

BACA JUGA: Jokowi Sebut IAF Akan Merumuskan Strategi Pembangunan Baru bagi Negara Berkembang

“Potensi kerja sama antara Indonesia dan Afrika di sektor energi sangat luas," ungkap Nicke.

Menurut Nicke, dengan memanfaatkan kekuatan dan sumber daya masing-masing, Indonesia dan Afrika diharapkan dapat membangun kerangka kerja sama energi yang kuat untuk memenuhi kebutuhan energi kedua belah pihak yang terus meningkat dan berkontribusi terhadap tujuan keberlanjutan global.

BACA JUGA: Di Hadapan Peserta IAF, Jokowi Memperkenalkan Prabowo Sebagai Presiden Terpilih RI

Lebih lanjut Nicke menyampaikan Pertamina telah melakukan ekspansi di Afrika sejak 2013 atau sebelas tahun yang lalu.

Dari sisi bisnis hulu migas Pertamina telah memiliki rekam jejak di beberapa negara Afrika yaitu Algeria, Gabon, Nigeria, Angola, Namibia dan Tanzania.

Dari bisnis perkapalan, Pertamina telah memiliki 3 leading port di Algeria, Nigeria dan Angola yang mencakup rute Mesir, Algeria, Nigeria, Afrika Selatan, Tanzania, Djibouti dan Gibraltar.

Saat ini, kata Nicke, Pertamina sedang mengejar ekspansi bisnis di Kenya guna mengembangkan blok panas bumi.

"Kami kembangkan dari hulu ke hilir, dimulai dari pengeboran hingga pembangkit listrik tenaga panas bumi," terang Nicke.

Tak hanya itu, lanjut Nicke, Pertamina dengan kompetensi yang dimiliki juga menawarkan solusi energi terbarukan di Afrika Selatan melalui project gas to power.

"Intinya Pertamina selalu membuka kesempatan berkolaborasi melalui ekosistem terintegrasi dari hulu ke hilir," tegas Nicke.

Dalam kolaborasi yang telah berjalan selama ini, Nicke juga memberikan apresiasi atas dukungan yang sangat baik dari pihak pemerintah Indonesia maupun Afrika.

Selain itu, Pertamina terus mengupayakan pencarian blok-blok potensial baru di Afrika.

“Afrika dan Indonesia memiliki sumber daya mineral yang sangat besar, sehingga masih banyak peluang untuk berkolaborasi untuk meningkatkan perekonomian negara sekaligus membuka lapangan kerja,” pungkas Nicke.

Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs).

Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler