Jokowi Sebut IAF Akan Merumuskan Strategi Pembangunan Baru bagi Negara Berkembang

Senin, 02 September 2024 – 15:28 WIB
Joko Widodo menyambut kedatangan para pemimpin delegasi yang menghadiri High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF MSP) dan Indonesia-Africa Forum (IAF) ke-2 Joint Leaders Session 2024, yang digelar di Hotel Mulia Nusa Dua, Bali, pada Senin (2/9). Foto: Biro Pers Istana

jpnn.com, NUSA DUA - Presiden Joko Widodo menyambut kedatangan para pemimpin delegasi yang menghadiri High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF MSP) dan Indonesia-Africa Forum (IAF) ke-2 Joint Leaders Session 2024, yang digelar di Hotel Mulia Nusa Dua, Bali, pada Senin (2/9).

Di lobi hotel, Presiden Jokowi bersalaman dan berfoto bersama dengan 7 pemimpin delegasi yang hadir.

BACA JUGA: Prabowo Membocorkan Sebagian Isi Kabinetnya di Depan Jokowi

Secara berurutan, Presiden Jokowi menyambut Presiden Zanzibar Hussein Ali Mwinyi, Wakil Presiden Zimbabwe Kembo Dugish Campbell Muleya Mohadi, Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao, Perdana Menteri Eswatini Russel Mmiso Dlamini, Presiden Liberia Joseph Nyuma Boakai, Presiden Rwanda Paul Kagame, dan Presiden Ghana Nana Akufo-Addo.

Selanjutnya, Presiden Jokowi bersama para pemimpin delegasi melakukan sesi foto bersama.

BACA JUGA: Ssst, Jokowi Titipkan Kelanjutan Proyek Ini kepada Prabowo

Jokowi juga berdiri di antara Presiden RI terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto dan Presiden Ghana Nana Akufo-Addo.

Dalam sambutannya, Jokowi mengapresiasi komitmen mereka untuk menghadiri forum penting ini di tengah berbagai tantangan global yang sedang dihadapi.

BACA JUGA: Risma Temui Jokowi, Belum Serahkan Surat Pengunduran Diri sebagai Mensos

"Kita semua hendak menciptakan perubahan positif di tengah dunia yang penuh dengan tantangan, baik tantangan terkait perlambatan ekonomi, tingkat pengangguran dan inflasi yang belum membaik, maupun ketegangan geopolitik,” ucap Jokowi dikutip dari rilis resmi Biro Pers Istana.

Eks Gubernur DKI Jakarta itu juga menyoroti menurunnya solidaritas internasional dan semangat multilateralisme yang dinilai semakin memperparah fragmentasi global.

Menurut dia, negara-negara berkembang adalah pihak yang paling terdampak oleh situasi ini, mengingat baru 17 persen dari target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang tercapai, sementara batas waktu menuju 2030 semakin dekat.

"Oleh sebab itu, kita memerlukan arah dan visi baru, kita memerlukan strategi baru, kita memerlukan langkah taktis baru untuk mewujudkan pembangunan yang lebih adil dan inklusif bagi negara-negara berkembang," kata dia. (mcr4/jpnn)


Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : Ryana Aryadita Umasugi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler