JAKARTA - Satuan Reskrim Polres Jakarta Pusat sampai Selasa (5/3) sore ini, masih terus menerima laporan jemaah umroh yang jadi korban PT Khalifah Sulthan Tour karena gagal diberangkatkan.
Terlihat, pemeriksaan sekitar 20-an orang jemaah umroh asal Jakarta dan sekitarnya itu dilakukan di ruang Kanit I Reskrim. Jemaah terlihat membuat laporan karena merasa dizalimi oleh perusahaan penyelenggara ibadah umroh.yang ternyata tidak berizin itu.
Koko, salah seorang rekan jemaah umroh yang mendampingi pemeriksaan temannya mengaku kaget karena banyak jemaah yang batal diberangkatkan. Bahkan pengembalian uang mereka pun belum ada kepastian.
"Yang jelas teman-teman jemaah asal Jakarta dan sekitarnya berupaya membuat laporan dulu. Karena mereka merasa dizalimi. Sampai sore ini sudah 20an orang yang lapor," kata Koko kepada JPNN, di Mapolres Jakpus.
Koko sendiri mengaku baru kembali dari menjalankan ibadah umroh bersama 100 orang jemaah lain yang diberangkatkan oleh PT Khalifah Sulthan Tour. Justru dia merasa kaget ketika sekembalinya dari tanah suci, masih banyak calon jemaah yang terlantar.
"Teman-teman ini berharap dengan melapor ini, ada alasan bagi polisi untuk menahan Dirut PT Sulthan Tour (Purna Irawan) di Jakarta," jelasnya.
Informasi lain yang diterima JPNN dari jemaah yang enggan disebutkan namanya, saat ini Dirut PT Khalifah Sulthan Tour, Purna Irawan, masih sembunyi di Mapolres Jakarta Pusat sejak Senin malam. Kabarnya Purna meminta perlindungan kepada polisi karena takut didemo jemaah umroh yang gagal dia berangkatkan.
Hingga sore ini, belum ada pejabat Satreskrim Polres Jakpus yang bisa dimintai keterangan resmi mengenai proses pemeriksaan terhadap saksi-saksi korban dari kalangan jemaah umroh. Begitu juga mengenai nasib Purna Irawan, apakah dia langsung ditahan atau tidak.
Sebab, jemaah asal Jakarta menerima kabar bahwa Purna Irawan akan diterbangkan ke Gorontalo. Mereka khawatir jika itu terjadi, maka jemaah asal Jakarta yang jadi korban akan sulit mengikuti proses pengembalian dana keberangkatan umroh yang sudah disetor.(Fat/jpnn)
Terlihat, pemeriksaan sekitar 20-an orang jemaah umroh asal Jakarta dan sekitarnya itu dilakukan di ruang Kanit I Reskrim. Jemaah terlihat membuat laporan karena merasa dizalimi oleh perusahaan penyelenggara ibadah umroh.yang ternyata tidak berizin itu.
Koko, salah seorang rekan jemaah umroh yang mendampingi pemeriksaan temannya mengaku kaget karena banyak jemaah yang batal diberangkatkan. Bahkan pengembalian uang mereka pun belum ada kepastian.
"Yang jelas teman-teman jemaah asal Jakarta dan sekitarnya berupaya membuat laporan dulu. Karena mereka merasa dizalimi. Sampai sore ini sudah 20an orang yang lapor," kata Koko kepada JPNN, di Mapolres Jakpus.
Koko sendiri mengaku baru kembali dari menjalankan ibadah umroh bersama 100 orang jemaah lain yang diberangkatkan oleh PT Khalifah Sulthan Tour. Justru dia merasa kaget ketika sekembalinya dari tanah suci, masih banyak calon jemaah yang terlantar.
"Teman-teman ini berharap dengan melapor ini, ada alasan bagi polisi untuk menahan Dirut PT Sulthan Tour (Purna Irawan) di Jakarta," jelasnya.
Informasi lain yang diterima JPNN dari jemaah yang enggan disebutkan namanya, saat ini Dirut PT Khalifah Sulthan Tour, Purna Irawan, masih sembunyi di Mapolres Jakarta Pusat sejak Senin malam. Kabarnya Purna meminta perlindungan kepada polisi karena takut didemo jemaah umroh yang gagal dia berangkatkan.
Hingga sore ini, belum ada pejabat Satreskrim Polres Jakpus yang bisa dimintai keterangan resmi mengenai proses pemeriksaan terhadap saksi-saksi korban dari kalangan jemaah umroh. Begitu juga mengenai nasib Purna Irawan, apakah dia langsung ditahan atau tidak.
Sebab, jemaah asal Jakarta menerima kabar bahwa Purna Irawan akan diterbangkan ke Gorontalo. Mereka khawatir jika itu terjadi, maka jemaah asal Jakarta yang jadi korban akan sulit mengikuti proses pengembalian dana keberangkatan umroh yang sudah disetor.(Fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kantor Sulthan Tour Digembok Polisi
Redaktur : Tim Redaksi