jpnn.com - HAVANA - Sejumlah banner dengan wajah Presiden Raul Castro terpampang di sepanjang jalan Havana, ibu kota negara Kuba. Namun Castro tak sendiri, wajah satu presiden lagi menemani dengan sambutan...Selamat Datang di Kuba.
Barack Obama. Presiden ke-44 Amerika Serikat itu disambut riuh warga Havana, Minggu (20/3) waktu setempat. Ini merupakan kunjungan bersejarah. Obama menjadi presiden AS pertama yang berkunjung ke Kuba dalam kurun 88 tahun ini.
BACA JUGA: Pangarmabar dan Para Panglima Armada AL AS, dan ASEAN Gelar Pertemuan
Hal ini juga bisa terjadi karena membaiknya hubungan AS-Kuba dan kedatangan Obama itu sesuai dengan janjinya saat pencalonan diri sebagai presiden pada 2008.
Saat itu suami Michelle tersebut berjanji membangun hubungan dengan Kuba, membantu konflik di Kolombia, meningkatkan demokrasi di Haiti, dan ikut menghancurkan kartel obat terlarang di Meksiko. Obama juga menjanjikan penguatan hubungan dagang dengan Amerika Latin.
BACA JUGA: Palestina Persoalkan Tingkah Israel Larang Menlu Retno Masuk Ramallah
"Ini waktunya untuk membangun aliansi baru bagi Amerika,’’ ujar Obama saat itu ketika melakukan kampanye untuk menuju Gedung Putih. Obama baru berhasil memperbaiki hubungan kedua negara setelah ada kesepakatan pada 17 Desember 2014.
Rencananya, Obama berada di Kuba selama 48 jam. Para polisi yang berpakaian preman bertebaran di Havana untuk mengamankan situasi. Obama bakal berkeliling ke kota tua Havana. Hari ini dia dijadwalkan bertemu dengan Raul Castro. "Obama sangat berani karena menyetujui perbaikan hubungan dengan Kuba,’’ kata Elena Gonzalea, 43, salah seorang guru di Havana.
BACA JUGA: Woow...Paus Dapat 1,2 Juta Pengikut Dalam Sehari
Obama mungkin juga menjadi satu-satunya presiden AS yang dipuji-puji di Kuba. Sepuluh presiden sebelumnya selalu dicerca dan dicaci maki oleh pemerintah.
Beberapa sanksi dari AS ke Kuba memang masih ada. Obama sebelumnya meminta Kongres untuk membatalkan sanksi-sanksi tersebut, tetapi terganjal dengan penolakan para pemimpin Partai Republik. Obama akhirnya menggunakan hak eksekutifnya untuk melonggarkan larangan perdagangan dan perjalanan ke Kuba. (reuters/afp/sha/c14/ami/adk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Presiden Berganti, Nasib Rohingya Masih Jadi Misteri
Redaktur : Tim Redaksi