jpnn.com - JAKARTA - Dengan tameng masih ada kursi kosong, honorer kategori dua (K2) yang tidak lulus tes mulai dimintai uang untuk masuk daftar. Jumlahnya pun tidak sedikit mencapai Rp 100 juta per orang.
"Sampai hari ini sudah banyak yang berani melaporkan ke kami tentang pengisian kursi kosong (sisa kuota honorer K2 yang lulus tes). Mereka menyebut dari 218 ribu itu sekitar 30 persen belum terisi dan itu dimanfaatkan oknum nakal untuk mengeruk keuntungan," kata Ketua Tim Investigasi Gerakan Honorer Kategori 2 Indonesia Bersatu (GHK2IB), Riyanto Agung Subekti kepada media ini, Rabu (7/1).
BACA JUGA: Harga BBM Turun, Interpelasi Terus Bergulir
Dia mencontohkan di Kabupaten Tulungagung, bagi honorer yang mau menjadi PNS harus menyediakan dana sebesar Rp 50 juta sampai Rp 100 Juta. Dana itu disetor ke oknum PNS Daerah. Kabupaten Lumajang, Jawa Timur juga serupa, dan kabupaten-kabupaten lainnya modusnya hampir sama.
"Di Bengkulu justru yang menjadi calo PNS adalah oknum dari BKD. Kebetulan kami saat di Kantor KemenPAN-RB mendapat laporan dari pengurus forum K2 dari Bengkulu, kalau ada orang BKD dari Bengkulu menyambangi kantor KemenPAN-RB tolong difoto. Tim kami sempat juga mengambil foto oknum yang dimaksud pengurus forum K2 Bengkulu. Modus oknum tersebut masih dalam penyelidikan kami," bebernya.
BACA JUGA: Maskapai Bertarif Murah Bakal Dihapus, Menko: Saya Belum Tahu
Itong sapaan akrab Riyanto lagi-kagi meminta honorer K2 untuk tidak tergoda dengan omongan oknum yang menyatakan akan memuluskan penggantian honorer bodong dengan asli sebab keputusan MenPAN-RB yang baru belum ada.
"Tenaga honorer K2 asli yang gagal tes jangan sampai tergiring dan terkecoh dengan iming-iming para calo PNS yang sudah merajalela di sekitar kita," ujarnya. (esy/jpnn)
BACA JUGA: KPK Garap Istri Muda Fuad Amin
BACA ARTIKEL LAINNYA... KPK Periksa Sahabat Suryadharma Ali
Redaktur : Tim Redaksi