jpnn.com - JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Arbi Sanit meragukan nasionalisme calon presiden nomor urut satu, Prabowo Subianto. Keraguan itu muncul karena Prabowo ramai diberitakan media telah menggunakan jasa konsultan asing.
“Seperti pernyataannya yang menolak intervensi asing, yang dikesankan seperti nasionalisme sempit era tahun 1920-an saat perang dingin. Tetapi tindakan dan sikap politiknya kan mencla mencle, hipokrit, antiintervensi asing tetapi gunakan tenaga ahli atau konsultan asing dalam pencapresan,” kata Arbi saat dihubungi wartawan, di Jakarta, Rabu (16/7).
BACA JUGA: Prabowo Masih Percaya Hasil Quick Count Puskaptis Cs
Arbi menjelaskan untuk mengukur kadar nasionalisme seseorang tentunya harus diliha dari rekam jejak, bukan sekadar hanya pengakuan yang didasarkan pada ucapan. “Tapi bagi saya, tidak ada orang mengklaim nasionalis tetapi punya masa lalu dalam kasus dugaan pelanggaran HAM," ucapnya.
Seperti ramai diberitakan Prabowo dicurigai menggunakan konsultan politik asal Amerika Serikat, Rob Allyn. Namun Rob sendiri dalam tulisannya mengakui bahwa memang telah membantu dan sebagai kontributor tamu dalam asiapacific.anu.edu.au. Allyn mengatakan bahwa konsultasi yang diberikan kepada Prabowo-Hatta hanyalah iklan televisi yang efektif berbasis riset.
BACA JUGA: Jargon Nasionalisme Prabowo Runtuh Karena Pakai Konsultan Asing
Tulisan Rob sengaja dibuat untuk menyanggah anggapan yang menyebutkan dirinya berada di balik kampanye hitam yang dilancarkan kubu Prabowo-Hatta ke Jokowi-JK.
Tudingan itu muncul di New Mandala yang merupakan bagian dari situs Australian National University (ANU) College of Asia and the Pacific. Situs ini memang menjadi pijakan analisis dan perspektif baru bidang politik di Asia Tenggara. (awa/jpnn)
BACA JUGA: Blacklist Lembaga Survei yang Dicoret Persepi
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ingatkan KPU Jangan Sampai Masuk Angin
Redaktur : Tim Redaksi