Diserang Pakai Bambu Runcing, 18 Polisi Terluka

Senin, 05 Desember 2016 – 15:54 WIB
Kerusuhan di pengujung aksi 4 November 2016. Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA – Di depan para anggota Komisi III DPR, Kapolri Jenderal Tito Karnavian membeber kronologis kerusuhan yang terjadi di pengujung Aksi Bela Islam II, 4 November 2016.

Dikatakan, aksi tersebut sesungguhnya berjalan kondusif.

BACA JUGA: Kader Golkar Ribut Usai Aksi 412, Setya Novanto Cuma Bilang...

Hanya saja, di barisan sebelah kiri Istana Negara, tepatnya ba'da Shalat Isya, mulai terjadi pelemparan barang-barang berbahaya ke arah petugas yang berjaga-jaga.

"Pada 4 November, setelah selesai Shalat Isya, ada barisan sebelah kiri lakukan pelemparan dan menyerang petugas menggunakan barang-barang berbahaya, diantaranya bambu runcing, sehingga ada 18 anggota Polri yang luka," ungkapnya dalam rapat kerja dengan Komisi III DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (5/12).

BACA JUGA: Nah, KPK Cecar Anak Buah SBY soal Aliran Duit e-KTP

Para petugas yang mendapatkan perlawanan dari para pendemo kemudian melakukan upaya pembelaan diri dengan menembakkan gas air mata dan water canon.

"Memang Kapolri yang memimpin bersama Panglima TNI. Saya meminta pada anggota Polri untuk hentikan tembakan gas airmata dan minta pendemo mundur," akunya.

BACA JUGA: Catat! Nama Majelis Hakim dan Jadwal Sidang Ahok

Namun setelah massa mundur, dan anggota Polri menghentikan tembakan gas air mata dan water canon, tak lama kemudian massa kembali maju dan melakukan pelemparan lagi.

Karena itu, meski sudah mendapatkan perintah untuk menghentikan tembakan gas air mata dan water canon, anggota kepolisian yang mengamankan Istana Negara kemudian kembali mengeluarkan tembakan.

"Kalau sampai ada yang katakan kenapa sudah ada perintah dari kapolri hentikan tembakan, kenapa terus berlanjut. Yang terjadi adalah saya perintahkan dua pihak, yaitu anggota polti agar gentikan gas, pendemo diminta mundur. Tembakan dihentikan, pendemo yang mundur maju lagi, tembak lagi, sehingga bubar," bebernya.

Lebih lanjut Tito mengatakan, pendemo yang bubar dari Istana Negara pun kemudian bergerak menuju DPR.

Di sana, mereka pun diterima oleh Ketua MPR dan beberapa Anggota DPR.

"Mereka bergerak menuju DPR. Dialog difasilitasi Ketua MPR dan anggota, termasuk Komisi III, didengar aspirasinya, mereka mulai meninggalkan tempat. Disiapkan kendaraan, saya hubungi Menhub, diberikan 25 bus. Situasi selesai dengan aman meskipun kita sayangkan ada konflik, insiden yang sebetulnya tak perlu terjadi malam itu," tutupnya. (ysa/RMOL)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kapolri Sayangkan Aksi 412 di CFD Jadi Acara Partai


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler