Diserbu via Darat dan Udara, Titik Api Mulai Padam

Kamis, 19 Juli 2018 – 19:39 WIB
Manggala Agni di area karhutla. Foto: Humas KLHK

jpnn.com, JAKARTA - Tim terpadu terus melakukan pemadaman titik api atau hotspot dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang mulai terdeteksi di musim kemarau.

Tim itu terdiri dari anggota Manggala Agni KLHK, TNI, Polri, pihak swasta, Masyarakat Peduli Api (MPA) dan aparat desa.

BACA JUGA: Tata Kelola Hutan Era Jokowi-JK Disampaikan ke Dunia

Lima provinsi, satu kabupaten di Provinsi Aceh dan tiga Kabupaten di Provinsi Jambi telah menetapkan Status Siaga Darurat Penanganan Bencana Asap.

Yaitu Kalimantan Barat, Sumatera Selatan, Riau, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan.

BACA JUGA: Ditjen PSLB3 KLHK Tekan Penggunaan Merkuri yang Ancam Bangsa

''Tim terpadu terus melakukan pemadaman siang dan malam. Mereka masih ada di lapangan saat laporan ini dibuat,'' kata Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan KLHK, Raffles B. Panjaitan melalui rilis pada media, Kamis (19/7).

Khusus untuk karhutla yang sempat meluas di Padamaran Timur, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, saat ini telah berhasil diatasi. Tim terpadu 'menyerbu' lokasi hotspot melalui jalur darat dan udara.

BACA JUGA: Diserbu Lewat Darat dan Udara, Titik Api Mulai Padam

''Sejak kemarin sore titik api di Padamaran sudah berhasil dipadamkan,'' tegas Raffles.

Anggota Manggala Agni KLHK bersama tim terpadu lainnya, harus bekerja keras untuk memadamkan titik api melalui jalur darat.

Karena tak jarang, karhutla terjadi di rute-rute yang sangat sulit dan minim sumber air.

Jika akses roda empat tidak memungkinkan, maka pemadaman dilakukan menggunakan kendaraan roda dua.

Bahkan jika masih saja sulit, anggota Manggala Agni bersama tim terpadu akan menggendong alat pemadam secara manual untuk mengatasi meluasnya titik api.

''Rutenya banyak yang sulit-sulit, tapi tim tetap bekerja tiada henti siang dan malam. Pantang pulang sebelum padam,'' tegas Raffles.

Untuk melakukan pemadaman titik api lewat udara, diturunkan 17 unit helikopter untuk melakukan water boombing di empat provinsi yang telah menetapkan status darurat.

Di antaranya 8 heli di Propinsi Riau, 4 heli di Sumsel, 3 heli di Kalbar, dan 2 heli di Kalteng. Unit heli ini berasal dari KLHK, BNPB, TNI AU dan pihak swasta.

Sebanyak 23.412.700 liter air telah dijatuhkan untuk water boombing. Rinciannya, di Provinsi Riau telah dijatuhkan sebanyak 21.729.200 liter air di Kab. Meranti, Siak, Bengkalis, Rokan Hilir, Rokan Hulu, Indragiri Hulu, Kota Dumai dan Kota pekanbaru.

Selain itu di Provinsi Sumatera Selatan, dijatuhkan sebanyak 1.583.500 liter air di Kab. Muba, OKI, Ogan Ilir dan Banyuasin.

Sedangkan di Provinsi Kalimantan Tengah dijatuhkan sebanyak 100.000 liter air di Kota Palangkaraya dan Kab. Barito Selatan.

Untuk hujan buatan, total garam yang dijatuhkan mencapai 32 ton, tersebar di Kab. Banyuasin, Musi Banyuasin, Muara Enim, PALI dan OKI, Provinsi Sumatera Selatan.

''Hingga saat ini belum terdeteksi asap lintas batas. Ini akan terus kita kawal dan jaga bersama,'' kata Raffles.

Selain upaya pemadaman, KLHK juga memprioritaskan upaya pencegahan. Untuk itu telah dilakukan patroli terpadu di 288 posko desa yang menjangkau 816 Desa di provinsi rawan karhutla, yaitu Kalbar, Riau, Sultra, Kalteng, Sumsel, Kalsel, dan Kaltim.

''Melalui SMS blast, masyarakat juga terus disosialisasikan peringatan mewaspadai musim kemarau dan Karhutla. Kami juga melakukan sosialisasi door to door, mengajak masyarakat mewaspadai bahaya Karhutla,'' kata Raffles.(jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Perubahan Tata Kelola Hutan di Era Presiden Jokowi


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler