Diseret Nazaruddin, Anas Tak Mau Diadili Lewat Opini

Rabu, 02 Mei 2012 – 19:39 WIB

GARUT - Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Anas Urbaningrum meminta kepada semua pihak untuk melihat secara jernih kasus suap Wisma Atlet yang menyeret namanya dan mantan Wasekjen Demokrat, Angelina Sondakh. Menurut Anas, lebih baik kasus suap Wisma Atlet dituntaskan lewat proses hukum.

"Begini.... begini. Kita serahkan ke proses hukum yang adil. Jangan digiring dengan opini-opini," kata Anas di sela-sela kunjungan kerja (Kunker) bersama dengan anggota Fraksi Demokrat di DPR di Garut, Jabar, Kamis (2/5).

Anas menegaskan, jika proses hukum digiring dengan opini maka yang terjadi adalah pengadilan opini. Mantan anggota KPU itu khawatir  pengadilan opini akan mengesampingkan proses hukum yang adil.

"Proses hukum digiring terus dengan opini, bukan proses hukum yang adil. Yang terjadi adalah pengadilan-pengadilan opini, kalau terjadi pengadilan opini, ya bukan keadilan," ujarnya.

Karenanya, kata dia,  opini dalam proses hukum harus dihindari demi tegaknya keadilan. "Kemenangan opini itulah yang harus kita hindari. Tetapi kalau proses hukum, serahkan kepada aparat penegak hukum, biarkan bekerja," tukasnya.

Seperti diketahui, dalam beberapa kali kesempatan Nazaruddin menyebut keterlibatan Anas dalam dugaan korupsi, seperti proyek sport center Hambalang. Nazaruddin juga menyebut kemenangan Anas di Kongers Partai Demokrat juga tak lepas dari money politic yang berasal dari dana proyek-proyek APBN.

Namun kini Anas tak mau dipusingkan dengan opini negatif yang mengarah ke dirinya. Ia justru semakin rajin turun ke bawah menemui konstituen Demokrat.

Selama di Jabar, Anas melakukan kunjungan kerja di tiga kabupaten selama 2 hari dari 1-2 Mei 2012. Yakni Kabupaten Bandung, Bandung Barat dan Garut. Ia didampingi oleh legislator dari daerah pemilihan Jabar seperti Herman Khaeron, Roestanto Wahidi dan Yahya Sacawirya.

Selain membagi-bagikan sumbangan kepada masyarakat, rombongan Anas juga melaksanakan program bedah rumah layak huni bagi warga yang tidak mampu.(awa/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Buruh jadi Rebutan Parpol, Nasib tak Berubah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler