jpnn.com - JAKARTA - Bayang-bayang operator tol panen rezeki saat arus mudik dan arus balik Lebaran, kabur. Ini seiring adanya perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada operator tol untuk memberikan diskon tarif tol 25–35 persen selama Lebaran.
Ketua Umum Asosiasi Tol Indonesia (ATI) Fatchur Rochman mengakui, pemerintah memang sempat membicarakan rencana program tersebut kepada para operator tol. Namun, dia tidak menyangka program diskon tarif itu ternyata diberlakukan mulai H-10 hingga H+5 Lebaran. ’’Durasinya terlalu panjang,’’ ujarnya di Surabaya, kemarin (13/6).
BACA JUGA: Ical Sarankan Pemerintah Segera Bentuk Pusat Krisis
Sebagaimana diketahui, pemerintah berencana memberlakukan diskon tarif tol 35 persen untuk tol yang dioperatori BUMN Jasa Marga dan 25 persen untuk tol yang dioperatori swasta.
Pemerintah menggelar program itu dengan tujuan mengurangi kepadatan jalan raya serta mendorong pemilik kendaraan beralih ke jalan tol. Padahal, setiap Lebaran, jalan tol tetap sering macet karena banyaknya pengguna.
BACA JUGA: Tarif Tol Suramadu Untuk Roda Dua Dibebaskan, Ini Persiapan Jasa Marga
Direktur utama PT Jalan Lingkar Barat (JLB) yang menjadi operator tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) itu menyebutkan, kebijakan diskon tarif tol pada periode Lebaran memang kurang lazim.
Sebab, untuk tarif moda transportasi seperti bus, kereta api, maupun pesawat, pemerintah justru menerapkan tarif batas atas pada periode Lebaran. ’’Sedangkan kami di tol malah diminta (memberi) diskon,’’ katanya.
BACA JUGA: Horeee, Lewat Suramadu, Roda Dua Kini Digratiskan Atas Perintah Jokowi
Menurut Fatchur, pihaknya bersama para operator tol masih memperhitungkan dampak finansial yang harus ditanggung untuk melaksanakan program diskon tarif tersebut. ’’Mudah-mudahan hitungan (bisnis)-nya masuk supaya kami tidak jadi korban (kebijakan diskon tarif tol),’’ ujarnya.
Direktur PT Jasa Marga Tbk Adityarman menyatakan tidak berkeberatan atas keputusan pemerintah yang memberikan diskon 25–35 persen bagi pengguna jalan tol selama 15 hari. Menurut dia, kebijakan tersebut dibuat untuk mengimbangi harga-harga kebutuhan pokok dan keperluan lainnya yang dipastikan melonjak drastis saat Ramadan dan Lebaran.
’’Kami mendukung kebijakan ini. Dengan adanya diskon ini, biaya logistik bisa turun menjelang harga-harga pokok yang bakal naik. Ini adalah salah satu upaya Presiden Jokowi agar kenaikan harga-harga kebutuhan pokok tidak terlalu besar,’’ paparnya kemarin.
Terkait dengan kebijakan tersebut, lanjut Adityawarman, pihaknya telah melakukan sejumlah persiapan. Salah satunya penyesuaian sistem pembayaran. ’’Persiapan Jasa Marga hampir sama seperti tahun-tahun sebelumya saat mau puasa atau Lebaran. Tapi, memang harus dilakukan adjustment di alatnya. Sebab, harganya kan berubah,’’ lanjutnya.
Mengenai potensi kerugian, Adityawarman enggan mengungkapkan hal tersebut. Dia hanya menyatakan, potential loss itu belum dihitung secara cermat karena kebijakan tersebut baru pertama diterapkan. ’’Tetapi, pastinya tidak mengganggu (penerimaan Jasa Marga),’’ tegasnya.
Namun, Adityawarman mengakui, kerugian biasanya terjadi di ruas-ruas jalan tol tertentu saat Lebaran. Kerugian tersebut biasanya terjadi di ruas tol dalam kota. ’’Karena orang-orang pada mudik, ruas-ruas tol itu sepi,’’ ungkapnya.
Soal kebijakan Presiden Jokowi yang menggratiskan tol Cikopo–Palimanan dan Gempol–Pandaan selama seminggu, Adityawarman menuturkan, hal tersebut merupakan upaya pemerintah untuk mempromosikan sekaligus menyosialisasikan jalan tol baru.
’’Ini bisa dibilang pengenalan dulu. Karena baru, jadi pasti belum hafal jalannya,’’ imbuhnya.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BJPT) Ahmad Ghani Ghazali meminta kebijakan diskon tarif tol itu tidak dianggap sebagai kerugian, tetapi bentuk perhatian pemerintah dan badan usaha kepada pemudik. ’’Waduh, jangan dibilang kerugian dong,’’ ujarnya.
Sementara itu, terkait dengan periode diskon selama 15 hari, dia menegaskan bahwa itu sudah ketetapan final. Sebab, permintaan tersebut langsung dinyatakan presiden saat meresmikan tol Gempol–Pandaan.
Hal senada dilontarkan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) Basuki Hadimuldjono. Menurut dia, kebijakan tersebut merupakan apresiasi untuk para pengguna jalan tol. ’’Itung-itung amal para pengusaha,’’ katanya. (owi/ken/mia/c5/sof)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menteri Gobel Belum Ingin Impor Bawang dan Cabai
Redaktur : Tim Redaksi