Distribusi Bahan Pokok Jatim Lancar

Sabtu, 18 Agustus 2012 – 13:08 WIB
SURABAYA - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur menjamin ketersediaan bahan pokok ketika libur panjang Hari Raya Idul FItri. Optimisme itu didukung dengan sistem pendistribusian serta suplai memadai di tingkat produsen, distributor, maupun pedagang.

Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Jatim Arifin T. Hariadi mengatakan untuk menjaga pasokan bahan pokok di kalangan konsumen pihaknya mengimbau pada produsen agar menambah kapasitas produksi. Selain itu, pihaknya meminta kepada distributor, agen, maupun pedagang untuk menjaga ketersediaan di masing-masing pihak.

"Tiap-tiap elemen sudah memiliki jadwal, baik untuk operasional maupun masa libur. Seperti tahun sebelumnya mereka akan memperhitungkan untuk meningkatkan produksi serta memaksimalkan proses distribusi. Di samping itu, kita tetap mengimbau mereka untuk meningkatkan produksi dan menjaga ketersediaan," ungkapnya.

Dengan demikian, pihaknya meyakini tidak akan terjadi kelangkaan bahan pokok di pasaran, terutama ketika libur hari raya berlangsung. Apalagi, diperkirakan rata-rata permintaan bahan pokok mengalami kenaikan 15-20 persen. "Sejauh ini, dari pantauan kami, suplai masih bisa memenuhi lonjakan permintaan. Kecuali untuk komoditas kedelai," ucap dia.

Terkait harga, berdasar tren tahunan menjelang hari raya ada kenaikan sekitar 7-10 persen dibandingkan kondisi normal. "Tapi kami rasa kenaikan tidak akan sebesar itu karena kami berupaya mengendalikan harga, salah satunya lewat operasi pasar. Kami yakin, peningkatan harga bahan pokok bisa lebih rendah dari kenaikan harga rata-rata," ucapnya.

Menurut dia, operasi pasar berperan besar terhadap pengendalian harga di seluruh daerah. Bahkan, tahun ini kegiatan tersebut dinilai lebih terorganisasi karena melibatkan seluruh 38 kota/kabupaten. Untuk itu, Disperindag menyiapkan anggaran Rp 5 miliar dengan subsidi untuk gula Rp 750 per kg, beras Rp 200 per kg, minyak goreng Rp 2.000 per kg, dan bawang merah serta cabai rawit masing-masing Rp 2.000 per kg.

"Kami belum bisa menghitung realisasi penyerapan anggaran dari kegiatan operasi pasar karena data baru terkumpul pasca Lebaran," tutur dia. Secara rata-rata, besaran volume bahan pokok yang didistribusikan sebesar satu ton untuk satu komoditas di tiap kabupaten/kota.

Sementara itu, realisasi operasi pasar untuk beras premium milik Bulog Divisi Regional Jatim sudah terjual 297 ton. Kepala Bulog Divre Jatim Rito Angky Pratomo mengatakan beras premium yang setara IR 64 kualitas dua dijual Rp 7.300 per kg dari harga sebelum subsidi Rp 8.299 per kg. "Saat ini, penyaluran beras premium subsidi merata di 104 pasar di 37 kota/kabupaten. Kecuali Kabupaten Madiun karena mereka merasa harga beras di daerahnya masih murah. Khusus Surabaya, kami sudah mendistribusikan 98 ton beras premium subsidi," urainya. (res/oki)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemerintah Ngotot Naikkan TDL

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler