jpnn.com - jpnn.com - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo memuji Jawa Timur yang mampu menjaga inflasi sepanjang 2016.
Tahun lalu, inflasi Jatim hanya 2,74 persen.
BACA JUGA: Inflasi 2016 Terendah Sejak 2010
Hal itu menunjukkan kualitas dan kesinambungan perekonomian dengan pertumbuhan ekonomi yang bisa mencapai 5,6 persen.
Sementara itu, perekonomian nasional diperkirakan tumbuh lima persen.
BACA JUGA: 2012, Inflasi 4,3 Persen
’’Jadi, kalau capaiannya di atas nasional kan baik,’’ jelas Agus di sela acara serah terima jabatan pimpinan Bank Indonesia Jatim di gedung BI Surabaya, Rabu (11/1).
Selama dua tahun terakhir, inflasi di tanah air cukup terkendali.
BACA JUGA: Cabai Diprediksi Tingkatkan Inflasi
Pada 2015, inflasi hanya 3,35 persen. Pada 2016 sekitar 3,02 persen. Sedangkan Jatim 2,74 persen.
Kalau diperhatikan, secara nasional, komponen inflasi pada 2016 merupakan sumbangan dari administered price atau komponen harga yang diatur pemerintah.
’’Bahkan, Jatim mengalami deflasi untuk administered price,’’ jelasnya.
Tantangan untuk menekan inflasi terletak di volatile food atau komponen harga bergejolak.
Namun, Jatim juga bisa mengendalikan volatile food dengan baik.
’’Kami menghargai kerja TPID (tim pengendali inflasi daerah) di Jatim dan kepemimpinan Gubernur Jatim Soekarwo sehingga inflasi bisa terjaga secara konsisten lebih baik daripada nasional,’’ katanya.
Pada 2017, pemerintah menyepakati inflasi empat persen dengan plus minus satu persen.
Pihaknya sudah memetakan sumber inflasi. Pengurangan subsidi untuk pengguna listrik 900 VA serta distribusi elpiji sistem tertutup diperkirakan bisa mendorong inflasi.
’’Tapi, kami akan mengendalikan harga pangan strategis sehingga inflasi tetap terjaga. BI akan bekerja sama dengan Pemprov Jatim,’’ ungkapnya. (res/c5/sof)
Redaktur & Reporter : Ragil