"Naskahnya yang tidak lengkap dikirimkan seperti ke Asahan, Karo, Simalungun, dan Langkat. Seharusnya bisa kita kirimkan tadi malam (Senin malam 22/4, Red), namun karena naskahnya kurang terpaksa kita tunda sampai siang menunggu sisanya tiba," kata Yusri, Ketua Panitia UN Sumut di Gudang penyimpanan naskah yang terletak di Jalan Bilal Nomor 105 B, Medan, Selasa (23/4).
Naskah soal yang telah dinyatakan lengkap namun tertunda berangkat yakni ke Pakpak Bharat, Dairi, Humbang Hasundutan, Binjai, Tanjungbalai dan Tebingtinggi. Lebih lanjut dirinya menjelaskan, untuk satu truk diisi oleh naskah Batuabara, Asahan, Tanjungbalai, serta Asahan. Namun, karena naskah Asahan belum tiba lengkap akhirnya pengiriman tertunda.
Begitu juga untuk distribusi ke TebingTinggi, Pematangsiantar, dan Simalungun. Panitia UN Sumut belum bisa memberangkatkan bus pengangkutnya karena naskah untuk Simalungun tidak lengkap.
"Jarak maksimal ke daerah itu tidak terlalu lama seperti Tanjugbalai atau Simalungun itu sekitar 4-5 jam. Kalau terlalu lama diberangkatkan dari Medan, khawatirnya tiba di sana sudah sore. Sudah sulit untuk dibawa ke sekolah-sekolah yang aksesnya jauh. Jadi keputusannya langsung diberangkatkan saja siang ini (kemarin, Red) yang sudah lengkap dulu," ucapnya.
Yusri menambahkan, terlambatnya proses pendistribusian naskah tidak sampai mengganggu jadwal ujian matematika dan IPA yang berlangsung Rabu dan Kamis mendatang. Sebab, proses pengiriman naskah yang tersisa hanya untuk daerah-daerah terdekat.
"Serdang Bedagai, Deliserdang, dan Medan dilakukan sore ini (kemarin-red). Setelah itu tidak ada lagi proses distribusi. Tinggal proses pengembalian lembar jawaban komputer (LJK) ke sini (Medan) oleh tim kabupaten/kota untuk dilakukan pemindaian," jelasnya.
Ketika dicek di Langkat, keterlambatan naskah memang adanya. Kepala Dinas (Kadis) Pendidikan dan Pengajaran (Dikjar) Kabupaten Langkat, Sujarno, kepada wartawan di Stabat menjelaskan masih menunggu masuknya kedua berkas soal tersebut.
"Macam mana lagi kita buat, ya ditunggulah petang atau malam bahkan hingga pagi besok. Nah, kalau sampai tidak masuknya juga dari panitia maka dengan terpaksa ujiannya susulan," kata Sujarno.
Terlepas dari itu, kadisdik Medan, Parluhutan Hasibuan, enggan menyalahkan keadaan pelaksanaan UN yang morat-marit apabila tingkat kelulusan siswa mengalami kemunduran. " Ini bukan salah keadaan, apabila tingkat kelulusan rendah merupakan tanggung jawab dari tenaga pendidik, serta Dinas Pendidikan," katanya.
Sementara Bambang Winarji, Kepala Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Utara berpendapat sebaiknya percetakan naskah UN dikembalikan seperti tahun sebelumnya yang dikelola oleh pemerintah daerah.
Serta perguruan tinggi tidak perlu dilibatkan dalam proses pengawasan karena kondisinya saat ini mahasiswa di Universitas Negeri Medan (Unimed) diliburkan karena banyak dosen yang menjadi pengawas satuan pendidikan.
”Kasihan mahasiswa yang diliburkan karena banyak dosen yang mengawas di UN, apalagi saat ini ditambah dengan ujian susulan sehingga menjadi lebih lama pelaksanaannya, ” katanya, Selasa sore (24/3).
Lebih lanjut dirinya menjelaskan, LPMP siap menjadi pengawal dalam proses percetakan dan pendistribusian. Diserahkannya pencetakan naskah soal UN karena pemerintah provinsi juga merupakan perwakilan pemerintah pusat sehingga tinggal didukung dengan keputusan presiden saja.
"Selain itu, aturan penyelenggaraan UN di pos juga ditinjau kembali, dengan melibatkan pemerintah provinsi karena yang mengetahui karakteristik wilayahnya masing-masing," ungkapnya.
Hal ini didukung Yusri sang ketua panitia UN wilayah Sumut. "Dua tahun lalu pencetakan naskah UN itu di daerah, hasilnya lebih efektif dan ekonomis," katanya.
”Apabila terjadi masalah maka akan cepat ditanggulangi karena secara geografis letaknya lebih dekat, ” tambahnya. (mag-8/jie)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Wamendikbud Saksikan Amburadulnya UN SMP
Redaktur : Tim Redaksi