Dita Menangis Kesakitan, Orang Tua yang Kuat Bayar

Kamis, 09 Juni 2016 – 13:59 WIB
Dita Anggraeni yang dirawat seadanya karena orang tuanya yang tak memiliki biaya. FOTO: JAWA POS GROUP

jpnn.com - MOJOKERTO - Bocah 5 tahun Dita Anggraeni hanya bisa menangis. Balita asal Dusun Kenongo, Desa Mlirip, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto, itu seakan tak kuat menahan sakit yang luar biasa dari luka lepuh di hampir 50 persen tubuhnya. Dita mengalami luka bakar serius saat bermain bersama dua temannya. 

Mirisnya, putri pasangan Haryanto dan Martini itu tak lagi mendapat perawatan medis di rumah sakit. Sebab, orang tua Dita tak kuat membayar biaya pengobatan. Keluarga pun terpaksa memulangkan Dita yang dirawat di RSUD Dr Wahidin Sudirohusodo Kota Mojokerto sejak seminggu terakhir. 

BACA JUGA: Psikiater Periksa Utusan Tuhan di Pekalongan

Kini Dita hanya menjalani perawatan seadanya di rumah. Setiap hari bocah yang duduk di bangku taman kanak-kanak (TK) tersebut hanya bisa menangis karena tak kuat menahan panas dari luka bakar yang dideritanya. 

''Saya bawa pulang seminggu lalu. Terus terang, kami nggak punya biaya untuk membayar. Ayahnya juga kerja seadanya di Gresik,'' ungkap Satuah, nenek korban, saat ditemui Jawa Pos Radar Mojokerto kemarin (8/6). 

BACA JUGA: Kepriben Kiye, Penderita HIV/AIDS di Banyumas Makin Banyak

Dia menuturkan, Haryanto yang hanya pekerja serabutan merasa tak mampu membiayai pengobatan di rumah sakit. Bahkan, tak ada satu pun anggota keluarga yang mengantongi kartu BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Kesehatan dari pemerintah. 

Sebagai ganti rawat inap, Dita hanya menjalani rawat jalan di RS Hasanah setiap tiga hari dengan biaya Rp 250 ribu-Rp 300 ribu. ''Biayanya pinjam dari saudara. Ini tadi habis kontrol, tapi gratis. Nggak tahu siapa yang mbayari,'' imbuhnya.

BACA JUGA: Intip Kekuatan KRI Diponegoro yang Siap Tempur ke Hawaii

Satuah menyebutkan, kejadian nahas yang menimpa cucunya tersebut terjadi pada 23 Mei lalu. Dia mendapat kabar bahwa Dita mengalami luka bakar serius setelah bermain bersama dua temannya, Boim dan Nabil, di area makam desa setempat. 

Berdasar cerita warga, waktu itu mereka bertiga bermain bakar-bakar sampah. Namun, api tiba-tiba membesar saat Boim tanpa sengaja menyiramkan bensin yang dibelinya dari SPBU terdekat. Nahas, Boim yang kaget lalu melemparkan bensin ke tubuh Dita. 

Untung, terdapat kerumunan warga yang sedang memakamkan warga lain di lokasi tersebut. Tubuh Dita disiram pasir sebagai upaya pemadaman api. (far/ris/c5/ami) 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemkab Tegal Perketat Pengawasan Lokalisasi selama Bulan Suci


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler