Ditahan di Rutan KPK, Neneng Dapat Perlakuan Istimewa

Kamis, 14 Juni 2012 – 17:01 WIB
Neneng Sri Wahyuni saat digiring ke Rutan KPK, Kamis (14/6). Foto : M Fatrha Nazrul/JPNN

JAKARTA - Setelah diperiksa selama 1x24 jam oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), mulai hari ini  tersangka kasus PLTS Kemenakertrans tahun 2008, Neneng Sri Wahyuni langsung digelandang ke Rutan KPK. Setelah diperiksa sejak ditangkap kemarin (13/6), Neneng baru keluar dari ruang dalam KPK sekitar pukul 15.50.

Istimewanya, istri terpidana kasus Wisma Atlit itu dibawa dengan mobil tahanan menuju Rutan KPK yang ada di bagian basement kantor komisi pimpinan Abraham Samad itu. Padahal jarak antara lobi KPK dengan Rutan hanya kurang dari 50 meter. Perlakuan ini sedikit berbeda dengan Angie dan Miranda yang jalan kaki saat digiring ke Rutan sejak keluar keputusan penahanan.

Saat dibawa ke Rutan, Neneng tetap mengenakan pakaian yang saam dengan saat dirinya ditangkap di rumahnya daerah Pejaten, Jakarta Selatan, Rabu (13/6). Ibu tiga anak itu juga masih mengapit erat sebuah bantal kesayangannya warna merah.

Wajahnya juga tidak bisa dilihat jelas karena ditutupi cadar dari jilbab warna cokelat bermotif garis yang dia pakai. Yang tampak hanya sorot mata tajam Neneng dibalik kacamata berbingkai hitam. Neneng juga tetap bungkam saat dicecar wartawan siapa yang melindungi dia selama dalam pelariannya dari Indonesia.

Lokasi penahanan Neneng di Rutan KPK sebelumnya memang sudah disampaikan oleh wakil ketua KPK, Bambang Widjojanto dalam konferensi pers usai penangkapan Neneng. Dari lima ruang tahanan yang ada di Rutan KPK, satu di antaranya sudah disiapkan untuk mantan Direktur Keuangan Permai Grup itu.

"Di Rutan KPK ada 5 ruangan, empat berjejer dan satu terpisah. Kita sudah siapkan untuk Neneng," Bambang.

Penegasan Bambang itu untuk menjawab pertanyaan wartawan tentang kekhawatiran bahwa Neneng akan berkomunikasi dengan Rosa Manulang jika ditempatkan dalam satu sel. Terutama kekhawatiran bahwa dua perempuan tersebut bakal berkoordinasi tentang kasus-kasus yang melibatkan M NAzaruddin. "Itu untuk antisipasi juga adanya komunikasi yang tidak perlu," tegas Bambang.(Fat/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ajukan PK, Aset Sherny Tetap Diburu


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler