Ditanya Mahasiswa soal Etika, Anies Singgung Lagi Putusan MKMK

Kamis, 21 Desember 2023 – 21:11 WIB
Capres RI Anies Baswedan di hadapan mahasiswa di Serang, Banten, Kamis (21/12). Foto: Timnas AMIN

jpnn.com, SERANG - Calon Presiden (Capres) nomor urut 1 Anies Baswedan kembali bicara masalah etika saat berdialog dengan mahasiswa Universitas Bina Bangsa, di Serang, Banten pada Kamis (21/12).

Anies mengatakan publik telanjur membiarkan penyimpangan terjadi pelan-pelan.

BACA JUGA: Anies Baswedan Yakin Raih 70 Persen Suara di Banten, Ini Alasannya

"Karena sedikit-sedikit jadi tidak kelihatan. Kita membiarkan penyimpangan hingga merasa tidak menjadi masalah lagi," kata Anies menjawab mahasiswa pada acara bertajuk Uji Gagasan Capres.

Menurut Anies, yang seharusnya menjadi penjaga etika dalam hal ini adalah semua pimpinan. Contohnya, di wilayah kampus ada rektor.

BACA JUGA: Anggap Zulhas Mengolok-olok Bacaan Salat dan Menista Agama, ART: Proses Hukum

Ketika ada pelanggaran kode etik akademik maka rektor-lah yang menjadi penjaganya bersama dewan, dan guru besar, supaya integritas akademi terjaga. "Integritas nasional juga begitu," ucapnya.

Eks gubernur DKI Jakarta itu lantas menyinggung adanya keputusan pencopotan Anwar Usman dari ketua MK, keluar setelah dibentuknya Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK).

BACA JUGA: Ganjar Pastikan KTP Sakti Bakal Satupadukan Seluruh Program Bansos Jokowi

"MKMK itu mengatakan ada pelanggaran kode etik berat. Itu bukan tuduhan. Itu adalah putusan MKMK," ujarnya.

Anies menegaskan bahwa pernyataannya mengenai masalah etika terkait putusan MK itu bukan didasarkan atas tuduhan tetapi berdasar fakta.

"Karena itu saya tidak bertanya tentang langkah. Tetapi saya bertanya tentang perasaan mendengar itu," tutur Anies.

Menurut Anies, dia mendengar dan merasakan ada hal yang tidak tepat. Dia berasumsi bila negeri ini melakukan kompromi pada kode etik maka pelan-pelan urusan lain akan rusak.

"Apa yang terjadi? Yang saya istilahkan ordal (orang dalam). Merasakan? Anak muda berprestasi melamar kerjaan kalah. Kalah dengan siapa? Ordal," ujarnya.

Anies juga memberi contoh ada anak muda yang berprestasi di bidang olahraga ingin bergabung dalam kontingen PON, kalah dengan ordal.

Dia juga melihat ada situasi di mana guru berprestasi dan sudah lama bekerja ingin diangkat tidak jadi diangkat.

"Yang diangkat yang punya ordal. Dan itu menular. Kalau puncak kompromi maka yang bawa akan ikut," tuturnya.

Oleh karena itu, Anies menginginkan kondisi tersebut diakhiri dengan melakukan perubahan.

"Mau standar kita diturunkan? Tidak. Jadi, apa yang dibutuhkan? Perubahan," ujar Anies.(*/jpnn.com)


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Anies   Anies Baswedan   Etika   MKMK   Anwar Usman   Banten   Mahasiswa   Capres   ordal  

Terpopuler