jpnn.com - MAKASSAR - Kahar Daeng Parau melewati masa kritisnya di RSU Wahidin Sudirohusodo, Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (25/3) petang. Pria berusia 43 tahun itu sebelumnya ditembak sebanyak empat kali oleh petugas Pam Obvit Polda Sulsel.
Kahar didor di kantor PT Kelola Jasa Artha, perusahaan yang bergerak di bidang jasa pengisian uang anjungan tunai mandiri (ATM) di Kompeks IDI, Kelurahan Masale, Kecamatan Panakkukang, Makassar. Dia ditembak Jumat sekitar pukul 03.55 Wita dengan senjata laras panjang semi otomatis jenis SS.1 V.2 kaliber 4 milimeter.
BACA JUGA: Rutan Malabero Membara: Mantan Bupati Mukomuko Selamat
Kahar menderita luka tembak di bagian dada kiri tembus ke ketiak belakang, peluru juga mengenai bagian tengah dada kirinya dan perut sebelah kanan.
Salah satu keluarga Kahar, Iccang mengatakan, dia sempat kritis hingga 14 jam. "Sekarang sudah bisa gerakkan tangannya. Tapi belum bisa banyak bicara,” kata Iccang, seperti dikutip dari Pojok Sulsel, Sabtu (26/3).
BACA JUGA: Inilah Kronologis Kerusuhan di Rutan Malabero
Tak begitu dijelaskan, asal muasal Kahar ditembak. Namun Iccang menyayangkan tindakan aparat kepolisian yang menembak Kahar hingga mengenai dada dan perut. Menurutnya, pihak kepolisian telah berlaku sewenang-wenang.
“Pencuri saja kalau melawan, yang dilumpuhkan itu kakinya. Ini kok yang ditembak malah dadanya sama perut,” kata Iccang.
BACA JUGA: BRUTAL, Polisi Langsung Evakuasi 250 Tahanan yang Mengamuk
Sementara Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Sulsel Kombes Frans Barung Mangera mengatakan, oknum polisi yang melakukan penembakan, Bripka Andi, masih diperiksa penyidik Propam Polda Sulsel.
Barung menjelaskan, Propam juga akan memeriksa kemungkinan terjadinya kesalahan prosedural dalam penindakan oleh aparat kepolisian. Sebab tembakan peringatan langsung mengenai yang bersangkutan.
“Informasinya sudah diamankan CCTV di lokasi kejadian. Kalau untuk dugaan pidananya akan diselidiki Polrestabes Makassar,” singkat Barung. (muh fadli/adk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... BREAKING NEWS: Tahanan Mengamuk, Rutan Dibakar, Lima Tewas
Redaktur : Tim Redaksi