Ditemukan 10 Titik Banjir Baru

Selasa, 08 Januari 2013 – 10:36 WIB
PALEMBANG – Awal 2013, kinerja pemerintah kota ini langsung diuji dengan masalah banjir. Menariknya, penanganan yang dilakukan bukannya menekan titik banjir. Malam terdata muncul 10 titik banjir baru.

"Kita data kembali, pada 2013 justru ditemukan 10 titik banjir baru. Tersebar di kota Palembang dengan perkiraan 46 titik banjir secara total,” kata Kabid Pengendalian dan Drainase Pekerjaan Umum Bina Marga Kota Palembang A Bastari Yusak, kepada Sumatera Ekspres, usai  Sosialisasi Pelaksanaan Pekerjaan Pembangunan Pengendalian Banjir Kota Palembang Sub Daerah Aliran Sungai Bendung, di balai Kecamatan Ilir Timur (IT) II, Senin (7/1).

Sebenarnya, menurut Bastari, titik banjir itu bersifat non permanen dan permanen. Nah, titik banjir tersebut  ada yang sudah ditanggulangi, namun muncul lagi titik baru. Mayoritas  berada di daerah perbatasan kota Palembang seperti Alang-Alang Lebar, Soekarno Hatta, Sukarami, Sapta Marga Citra Damai, Poligon, Angkatan 45, Alamsyah dan daerah lainnya.

Terparah yakni di daerah cekungan atau daerah yang berada di muka air tertinggi banjir atau muka pasang air tetinggi di bawah 2,7 meter. Lanjutnya, kemunculan titik baru karena ada perpindahan aktivitas manusia dalam pembangunan, tersumbatnya gorong-gorong dan alih fungsi lahan rawa yang meningkat alias mengabaikan resapan air. “Yang memperparah banjir di Metropolis yakni kondisi alam hujan ekstrim dan pasang tinggi bersamaan. Ditambah lagi, kebiasaan warga yang membuang sampah sembarangan,” bebernya.

Dikatakan, pihaknya telah menyiapkan langkah antisipasi dengan membersihkan gorong-gorong dan menempatkan petugas di daerah rawan banjir. Di samping, memaksimalkan pompa air di Jl Kapten A Rivai, May Salim Batubara dan Veteran serta Gersik untuk meminimalisir air. “Sebelumnya genangan air, baru surut setelah 10 jam. Nah, dengan pompa hanya butuh waktu 2 jam,” bebernya.

Soal pompa, kata Bastari, berkaca dari Kota Surabaya yang memiliki 43 pompa, Kota Palembang baru memiliki tujuh pompa. Angka tersebut jauh ideal untuk menanggulangi banjir di Kota Palembang. Lantaran itu, berdasarkan study review master plan dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Kota Palembang membutuhkan 12 pompa.

"Masih bisa berubah karena terus kita kaji. Termasuk, luasan wilayah yang dicover," tukasnya. Ia mencontohkan, pengadaan kolom retensi di Kota Palembang yang awalnya hanya butuh 33, namun belakangan bertambah jadi 48 kolam. "Nah, di 2013, ada dua penambahan kolam retensi yakni Sangkuriang dan Kembang Manis."

Maman Noprayamin, Pejabat Pembuat Komitmen Sungai dan Pantai BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai) Sumatera VIII  menambahkan, mengantisipasi banjir 2013, pemkot fokus melakukan pengerjaan sungai di sub daerah aliran sungai Bendung dengan tiga poin pengerjaan. Yakni,  penggalian sedimen sepanjang 4 km, perbaikan tiga belas titik dinding saluran dan jalan sungai inspeksi kiri dan kanan yang belum dengan pelebaran jalan 4,5 - 7 meter.

“Kami siap melakukan pengerjaan asalkan lahan sudah dibebaskan. Tapi "kan sekarang kendala pembebasan lahan," urainya. Nah, untuk normalisasi Sungai Bendung dapat menanggulangi banjir di kawasan kecamatan Kemuning dan sekitarnya yang kian parah.

Soal dana, sambungnya, sekitar 40 miliar dari dana bantuan Japan International Cooperation Agency – (JICA). Dana itu di luar dari anggaran pembebasan lahan dari APBD da APBN. “Sebenarnya rencana ini sudah diajukan sejak 2004 lalu, namun baru terealisasi 2012."

Dikatakan, pihaknya memprioritaskan pembanguan Sungai Bendung karena isu yang berkembang dan permasalahan sudah lama. “Skala prioritas melihat sektor ekonomi, sosial, masyarakat dan dampak,” bebernya. Ke depan, pihaknya kembali menormalisasi Sungai Sekanak. (yun/ce2)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 1.200 Guru Madrasah Belum Terima Tunjangan

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler