Ditemukan... Gua Diduga Peninggalan Jepang

Kamis, 05 November 2015 – 07:44 WIB
Lubagn masuk Gua yang ditemukan warga/ kaltim post

jpnn.com - GUA baru ditemukan di Kalimantan Timur dan membuar gempar warga di daerah Samarinda. Penemuan berupa terowongan besar itu ditemukan di bawah rumah warga di Jalan RE Martadinata, RT 02, Gang Wahyu, Kelurahan Teluk Lerong Ilir, Samarinda Ulu. 

Warga dan dinas setempat menduga, gua dibangun oleh pasukan Jepang yang sempat menduduki Samarinda, tiga tahun sebelum masa kemerdekaan pada 1945. Pasukan Nippon memang punya strategi pertahanan dengan membuat terowongan bawah tanah. 

BACA JUGA: Lowongan... Dibutuhkan 80 Tenaga Medis di Daerah Ini

Gua yang diduga peninggalan tentara Jepang itu ditemukan tak jauh dari jalan protokol. Tepatnya di depan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Teluk Lerong.  Dari mulut Gang Wahyu, warga tinggal masuk sejauh 100 meter. Rumah gua tepat samping musala.  

Anwar Darmawan adalah pemilik rumah “bergua”. Pria 61 tahun yang punya empat anak tersebut mengisahkan awal mula penemuan gua. Dia menceritakan, gua sebenarnya sudah ditemukan sejak masih muda. Saat itu, usianya masih 20 tahun.

BACA JUGA: Edaan!!.. Penumpang Kapal Bawa 40 Butir Peluru Tajam

Orangtua Anwar memiliki tanah cukup luas di kawasan Teluk Lerong. Ayahnya lantas membagikan tanah kepada delapan anak.  “Nah, saya mendapat tempat ini. Saat itu, ada lubang kecil di atasnya,” kenangnya.

Dia belum sadar lubang besar itu adalah gua. Warga kerap membuat lubang itu sebagai tempat membuang sampah. Ketika hendak membangun rumah, lubang ditimbun dengan tanah uruk. 

BACA JUGA: Wah, Banyak Banget Penerbangan di Juanda yang Dibatalkan

Lebih dari 20 tahun, pria kelahiran 1 Januari 1954 itu mengamati keramik lantai kamar mulai retak. Dinding rumah dari beton pun ikut rengkah. 

“Saya ketuk keramik, terdengar suara kosong. Saya siram dengan air, airnya merembes ke pecahan keramik,” kata pria yang pernah bekerja di PT Segara Timber, sebuah perusahaan kayu lapis yang jaya pada era 1980-an.

Memastikan ada yang tak beres, Anwar mengambil palu besar. Dia memukul lantai kamar.  Bruk! Tanah ambruk. Seketika lubang besar terbuka. Dia pun teringat lubang yang dulu ditutup ketika membangun rumah. 

Namun, Anwar tidak langsung memastikan isi gua. Setelah memberi tahu kerabat, Anwar bersama rekan baru berani memeriksa kondisi gua yang mirip terowongan itu.

Gorong-gorong tersebut memiliki tinggi 3 meter dengan lebar sekitar 1,5 meter. Dengan dasar berlumpur, terowongan berisi air setinggi pinggang orang. 

“Saya khawatir ada hewan, gas beracun, atau benda berbahaya di dalam gua. Jadi kami membawa peralatan untuk jaga diri,”  kata pria yang sehari-hari memelihara ikan di Muara Muntai, Kutai Kartanegara (Kukar), itu. 

Anwar menjelaskan lebih detail. Di dalam gua, setelah melewati 50 meter, ada jalan masuk berbentuk terowongan. Gua melebar dan ada ruang untuk menggelar pertemuan. Di bagian atas lorong,  terdiri dari campuran pasir dan batu. Sementara itu, pinggiran gua bisa dipakai untuk beristirahat. 

Jika sepintas dilihat dari luar, gua tampak bercabang. Padahal tidak. Gua mengecil sekitar 200 meter dari titik pertama. Ujung gua tertutup runtuhan pasir dan diduga tembus ke seberang jalan protokol atau di tepi Sungai Mahakam. “Sepertinya longsor jadi tertutup,” sebut dia.

Anwar yang masih penasaran, bersama beberapa rekan, lalu menguras air yang menggenangi gua dengan pompa. Ratusan warga juga penasaran dengan gua itu. 

“Saya sediakan lampu dan tangga. Jadi, warga yang ingin melihat bisa turun,” tambahnya. 

Mitos gua peninggalan Jepang di kawasan Teluk Lerong bukan perkara baru. Sejumlah warga yang tinggal di daerah itu meyakini, mulut gua di bawah bukit samping SPBU Teluk Lerong. Saat ini, tertutup tembok yang penuh coretan. 

Sebagian warga malah meyakini, gua berujung di Samarinda Seberang. Jika desas-desus itu benar, gua dibangun di bawah Sungai Mahakam. 

Penemuan terowongan juga menambah keyakinan warga. Beberapa orang menduga, Jalan Gajah Mada di depan Markas Korem 091/Aji Surya Natakesuma yang ambles pada 2012 lalu disebabkan gua peninggalan Jepang.

Lurah Teluk Lerong Ilir Muhammad Joni mengatakan, untuk mencegah kecelakaan, pihaknya meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Samarinda. Mereka akan memeriksa kondisi gua. Dikhawatirkan, ada gas beracun yang membahayakan pengunjung yang mencoba melihat kondisi gua. (*/him/fel/k8/dkk)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Lumayan! UMK Kabupaten Serang Sentuh Angka Segini


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler