Ditemukan Jenis Baru Tumbuhan Lolo

Kamis, 27 Desember 2012 – 10:35 WIB
PADANG--Tumbuhan dalam suku jahe-jahean umumnya mempunyai nilai ekonomi tinggi, baik sebagai bahan pangan, obat-obatan maupun industri. Karena itu, kelompok tumbuhan ini aktif diteliti dan terus digali potensinya, terutama pada kelompok liarnya.

Salah satunya Hornstedtia Retz, marga dari suku Zingiberaceae (jahe-jahean), yang berkerabat dekat dengan kapulaga/gardamunggu (amomum), kincuang (etlingera) dan lengkuas (alpinia). Atau masyarakat Minangkabau mengenal tumbuhan ini dengan nama pua atau lolo.
 
"Khusus kelompok ini, sering terjadi kekeliruan dan minimnya informasi ilmiah. Makanya, ilmu taksonomi bertanggung jawab untuk meluruskan kesalahan ilmiah seperti ini," kata mahasiswi program Doktoral Pascasarjana Unand, Nurainas, kepada Padang Ekspres (Grup JPNN), ketika menyampaikan hasil penelitian disertasi Doktoral Pascasarjana Unand, Rabu (26/12).

Disertasi yang berjudul Revisi Taksonomi dan Analisa Filogeni genus Hornstedtia  Retz (Zingiberaceae) di Sumatera itu akan dipertahankannya dalam ujian terbuka di gedung Pascasarjana, hari ini (27/12). Sebagai pembimbing Syamsuardi, Ardinis Arbain dan Axel Dalberg Poulsen.

Saat ini, kata Nurainas, informasi yang tersedia tidak mencukupi untuk meluruskan kekeliruan tersebut. Permasalahan ini telah terjadi sejak lama, bahkan dari pertama kali marga dipublikasi oleh Retzius pada tahun 1791.

"Dengan telaahan dan kajian yang mendalam berdasarkan teori dan literatur terkini dilakukan suatu studi revisi. Pengertian kata dari revisi, melakukan kajian terbaru dari suatu kelompok taksa. Hasil akhir studi ini adalah status taksonomi terkini suatu kelompok tumbuhan," kata dosen Jurusan Biologi FMIPA Unand ini.

Nurainas menjelaskan, dari hasil penelitiannya, ditemukan 16 jenis dan 3 varietas dari Sumatera. Dalam penelitian ini ditemukan satu jenis baru (spec. nova) dan satu varietas baru. Jenis baru dikoleksi dari daerah Panyabungan, Sumatera Utara dan diusulkan dengan nama H. panyabungensis. Varietas baru dikoleksi dari daerah bukit kapur Sijunjung, Sumbar diusulkan dengan nama H. tomentosa var. viridis.

"Penelitian ini juga menetapkan status taksonomi baru untuk H. fusiformis yang mana sebelumnya hanya salah satu varietas dari jenis lain. Dua jenis ditetapkan sebagai kombinasi baru yakni H. padangense dan H. vestita yang mana kedua jenis ini sebelumnya terdapat pada marga lain," ujarnya.

Untuk menggambarkan asal-usul dan pengelompokan digunakan data molekular atau DNA. Data molekular DNA dengan penanda ITS menggambarkan kelompok tumbuhan ini, monofiletik. Artinya, kelompok tumbuhan ini tidak berasal dari induk yang sama, berasal dari gabungan jenis-jenis dari marga yang lain.

"Penelitian ini juga melihat penyebaran jenis di Sumatera. Secara administratif, Sumbar provinsi yang paling banyak ditemukan jenis tumbuhan ini, 13 jenis di antaranya. Secara geografis tumbuhan ini lebih banyak ditemukan pada dataran tinggi Sumatera. Secara geografis juga dicatat tujuh jenis di antaranya jenis endemik Sumatera dan empat jenis merupakan temuan baru (new record)," sebut Nurainas. (ril)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Waspadai Kanker Serviks Lebih Dini

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler