Ditemukan Obat Baru Bagi Penderita Lupus

Rabu, 05 Juni 2013 – 14:59 WIB
SINGAPURA - Kabar gembira bagi para penderita Lupus. Kini obat pertama yang dikembangkan secara khusus untuk mengobati lupus telah tersedia di Singapura.

Hal ini terjadi dua tahun setelah obat yang disebut Benlysta atau Belimumab, disetujui Food and Drug Administration Amerika Serikat pada 2011 untuk digunakan sebagai terapi bagi penderita penyakit tersebut.

Associate Professor Leong Keng Hong, seorang konsultan rheumatologist di Arthritis dan Klinik Medis Gleneagles Medical Centre, mengatakan obat yang ada saat ini menimbulkan sistem kekebalan tubuh keseluruhan dan menyebabkan berbagai efek samping yang serius. Namun obat terbaru ini dapat menyembutkan penyakit Lupus.

"Ini merupakan harapan adanya pengobatan baru dan mudah-mudahan efektif, bahkan dapat dikembangkan di masa depan," kata Irene Lim, presiden Asosiasi Lupus Singapura seperti dilansir asiaone (5/6).

Saat ini lebih dari lima juta orang menderita lupus di seluruh dunia. Nyeri, kelelahan, dan dalam beberapa kasus menimbulkan komplikasi fatal serta kerusakan organ yang lebih parah merupakan ciri-ciri  pasien Lupus di Asia.

Menurut laman Departemen Kesehatan RI, Penyakit Systemic Lupus Erythematosus atau SLE adalah suatu penyakit autoimun menahun. Penyakit  ini menyerang daya tahan tubuh,  sehingga menimbulkan gangguan pada berbagai organ tubuh dan peradangan seperti pada kulit serta persendian. Dalam keadaan normal, sistem kekebalan tubuh berfungsi  mengendalikan pertahanan tubuh, melindungi tubuh dari virus, kuman atau benda asing, dan melawan infeksi. Pada penyakit Lupus, antibodi yang dihasilkan untuk pertahanan tubuh ini berbalik melawan sel tubuhnya sendiri.

Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mencatat jumlah penderita penyakit  Lupus di seluruh dunia dewasa ini mencapai lima juta orang. Sebagian besar dari mereka adalah perempuan usia produktif dan setiap tahun ditemukan lebih dari 100 ribu penderita baru.

Di Indonesia sendiri, jumlah penderita penyakit Lupus secara tepat belum diketahui, namun diperkirakan mencapai 1,5 juta orang. Diagnosis penyakit Lupus tidak mudah dan sering  terlambat karena gejala yang timbul menyerupai gejala berbagai penyakit, sehingga Lupus dikenal sebagai penyakit yang memiliki 1000 wajah. Hal ini menjadi tantangan bagi dunia kedokteran untuk menemukan cara baru agar dapat melakukan diagnosis Lupus lebih dini dengan tepat.

Dari 1,5  juta orang Indonesia yang terkena Lupus, sangat sedikit (sekitar satu persen) yang menyadari bahwa dirinya menderita penyakit itu. Itu karena gejala penyakit Lupus pada  setiap penderita berbeda-beda, tergantung dari jumlah dan jenis antibodi yang dihasilkan serta organ yang terkena.(esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pria juga Rentan Kena Kanker Payudara

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler