Diterjang Banjir Bandang, Satu Jembatan Roboh di Bima

Selasa, 07 Desember 2021 – 23:51 WIB
Kepala Dinas PUPR Nusa Tenggara Barat (NTB), Ridwan Syah. Foto: ANTARA/Nur Imansyah

jpnn.com, MATARAM - Kepala Dinas PUPR NTB, Ridwan Syah mengatakan satu jembatan utama yang menghubungkan Kota Bima dengan Kecamatan Ambalawi dan Wera di Kabupaten Bima Roboh akibat diterjang banjir bandang pada Senin (6/12).

Banjir bandang menerjang beberapa wilayah di Kota Bima menyebabkan beberapa fasilitas umum rusak.

BACA JUGA: Kombes Irvan tidak Main-Main, Bripka WB Langsung Dipecat

Salah satunya jembatan utama yang menghubungkan Kota Bima dengan Ambalawi/Wera di Kabupaten Bima yang merupakan jalan Provinsi NTB di Jatibaru Barat Roboh.

"Kami telah berkoordinasi dengan Dinas PUPR Kota Bima dan kontraktor yang sedang mengerjakan ruas jalan tersebut. Saya jamin seluruh alat berat sudah berada di lapangan untuk segera melakukan perbaikan," ujarnya di Mataram, Selasa.

BACA JUGA: Oknum Dosen Unsri Ditahan Usai Diperiksa, Lihat Gayanya saat Digiring Polisi

Ia mengatakan penggunaan alat berat ini dilakukan untuk pembersihan aspal dan sampah atau ranting yang menyumbat jembatan. Sementara untuk membersihkan dari plat lantai jembatan yang terlalu besar akan dipecah terlebih dahulu dan diangkut truk.

"Hari ini kami fokus mengatasi sumbatan akibat Robohnya jembatan. Insya Allah pembersihan bekas pelat jembatan kami lakukan hingga selesai," ujarnya.

Sementara itu, untuk tetap menjamin kelancaran transportasi Kota Bima-Ambalawi/Wera, ada dua alternatif yakni membuat jembatan sementara yang butuh waktu dan biaya, atau meningkatkan akses jalan alternatif.

Jalan alternatif dimaksud adalah jalan raya dari Lela-Jatibaru Barat di antara Kantor Lurah Jatibaru Barat dan Puskesmas sampai dengan Lingkungan Sepaga II Jatibaru Timur (Di area kompleks relokasi banjir 2016).

Jarak jalan alternatif ini panjangnya 2,4 km dengan lebar bahu jalan rata-rata 4-7 meter, telah di hotmix oleh Pemerintah Kota Bima dan yang dalam kondisi masih bagus sepanjang 1,6 km.

BACA JUGA: Marbut Masjid Curiga Air di Kamar Mandi Jalan Terus, Lalu Diintip, Astaga, Ternyata

"Setelah kami survei, masih ada sekitar 800 meter yang baru pengerasan. Ini membutuhkan pembersihan dari lumpur. Lalu pengerasan dan penggalian drainase di lereng gunung. Serta pengerasan dengan menggunakan LPA Kelas C. Hasil survei tersebut akan kami laporkan," katanya.(antara/jpnn)

 


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler