jpnn.com, JAKARTA - Ditjen Imigrasi Republik Indonesia mengusulkan pembentukan Pusat Koordinasi ASEAN Heads Of Major Immigration Checkpoints Forum (AMICF).
Keberadaan AMICF itu untuk meningkatkan pertukaran informasi dan kerja sama di pos pemeriksaan imigrasi utama di seluruh negara anggota ASEAN.
BACA JUGA: Kantor Imigrasi Gelar Pelayanan Paspor Simpatik di Mal Summarecon
Dengan begitu, pertukaran informasi lebih terstruktur dan terkoordinasi sehingga makin cepat merespon ancaman yang muncul. Sistem ini juga dapat menyederhanakan pelayanan di tempat pemeriksaan imigrasi.
Pusat Koordinasi AMICF menggunakan platform virtual untuk sumber daya pelatihan dan mengakses tren yang muncul dalam imigrasi dan kontrol perbatasan.
BACA JUGA: Upaya Ditjen Imigrasi Percepat Layanan Visa WNA dan Diaspora
Petugas imigrasi setiap negara anggota dapat berbagi informasi penumpang guna meningkatkan perlindungan perbatasan.
Pemanfaatan teknologi Pusat Koordinasi AMICF juga memungkinkan petugas imigrasi negara anggota cepat mengidentifikasi dan mengatasi pergerakan manusia yang tidak teratur.
BACA JUGA: Ditjen Imigrasi Raih Penghargaan Komitmen Produk Dalam Negeri Tertinggi
Ditjen Imigrasi juga menyampaikan tiga perkembangan khususnya dalam pemeriksaan imigrasi yakni sistem informasi profil penumpang baru, teknologi autogate terkini, dan perkembangan dalam hal forensik digital.
Selain itu, Ditjen Imigrasi juga telah mengembangkan mekansime pemeriksaan imigrasi pada saat penumpang belum tiba di Indonesia.
Mekanisme ini dijalankan oleh petugas imigrasi yang tergabung dalam unit analisis penumpang di semua bandara internasional di wilayah Indonesia.
AMICF merupakan bagian dari gelaran ASEAN Directors-General of Immigration Departments and Heads of Consular Affairs Divisions of the Ministries of Foreign Affairs (DGICM).
Event tersebut merupakan medium komunikasi kebijakan antara otoritas Imigrasi Se-Asia Tenggara yang dilaksanakan setiap tahun.
Bahasan utama dalam AMICF meliputi cara-cara untuk meningkatkan keamanan perbatasan serta kerja sama regional dan internasional dalam pengelolaan perbatasan. (jlo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh