Ditjen PSP Kementan Jemput Bola Sosialisasikan Asuransi Usaha Tani Padi

Selasa, 20 Agustus 2019 – 07:09 WIB
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (Kementan) Sarwo Edhy. Foto: Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Kemarau di sejumlah daerah Indonesia yang terjadi saat ini memang menjadi ancaman tersendiri bagi petani. 

Kini petani tak perlu khawatir karena pemerintah telah memfasilitasi dengan Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP). 

BACA JUGA: Peragi: Mentan Amran Sukses Tingkatkan Produksi dan Pertumbuhan Ekonomi

Namun musim kemarau yang menyebabkan lahan petani kekeringan menjadi momentum meningkatkan sosialisasi Asuransi Pertanian.

BACA JUGA: Kementan Minta Kepala Daerah Alokasikan APBD Untuk Cadangan Pangan

BACA JUGA: Kementan Minta Kepala Daerah Alokasikan APBD Untuk Cadangan Pangan

Dengan adanya AUTP, petani yang terkena musibah banjir dan kekeringan bisa mendapatkan ganti rugi. Dengan membayar premi hanya Rp 36 ribu per hektare per musim, petani yang sawahnya terkena bencana banjir, kekeringan dan serangan OPT dapat klaim (ganti) Rp 6 juta per hektare.

“AUTP ini akan terus kami sosialisaikan ke petani. Karena ini menjadi bentuk perlindungan kepada mereka dan saat ini sudah banyak petani yang menjadi anggota AUTP,”  kata Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementerian Pertanian (PSP) Sarwo Edhy di Jakarta.

BACA JUGA: Akademisi IPB Sebut Riset Bappenas Bukti Nyata Kebijakan Pertanian Dongkrak Perekonomian

Dalam program asuransi pertanian, pada2019 pemerintah menyiapkan anggaran sebesar Rp 163,2 miliar. Anggaran tersebut terdiri dari Rp 144 miliar untuk AUTP dan Rp 19,2 miliar untuk AUTS/AUTK.  

Besaran premi Rp 180 ribu per ha. Dari jumlah premi tersebut petani hanya diwajibkan membayar sebesar 20 persen atau Rp 36 ribu per ha, sedangkan 80 persen sisanya atau Rp 144 ribu disubsidi pemerintah. Dengan klaim yang dapat diterima oleh petani sebesar Rp 6 juta per ha.

Untuk AUTS dan AUTK, besaran premi ditetapkan Rp 200 ribu per ekor. Jumlah tersebut terdiri atas premi swadaya sebesar 20 persen atau Rp 40 ribu per ekor.

Sedangkan 80 persen sisanya atau Rp 160 ribu per ekor merupakan premi subsidi. Nilai pertanggungan ditetapkan sebesar Rp 10 juta per ekor.

 

Strategi Genjot Serapan

Pemerintah menargetkan AUTP pada 2019 seluas 1 juta ha.  Namun Direktur Pembiayaan Pertanian Ditjen PSP Indah Megahwati mengakui, target AUTP memangbelum tercapai.

Hingga kini baru terealisasi 290.211,96 ha atau 29,02 persen. Sementara itu, untuk AUTS/AUTK pada 2019, ditargetkan menjangkau 120 ribu ekor. Dari target tersebut baru terealisasi 14.219 ekor

Menurut Indah, hal tersebut terjadi karena beberapa faktor, salah satunya adalah sosialisasi yang belum maksimal. Untuk menggenjot peserta AUTP, Kementerian Pertanian telah menyiapkan strategi. 

“Target saya dalam 2 bulan ini menyelesaikan asuransi AUTP dan AUTS bisa mencapai 90 persen di September. Kami akan jemput bola, dengan pararel melakukan kegiatan terutama di tiga Provinsi Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah,” ujar Indah.

Selain itu, lanjut Indah, pihaknya juga akan meningkatkan sosialisasi aplikasi  Sistem Informasi Asuransi Pertanian (SIAP).

Sebab sistem pendaftaran online akan mempermudah petani mengikuti program asuransi pertanian, baik AUTP maupun AUTS/AUTK. 

“Mengenai asuransi, sekarang online. Kami akan melihat lagi seperti apa aplikasinya. Selain ada asuransi, nanti akan ada kegiatan lainnya di online untuk kesejahteraan petani, ini sedang kami rancang,”tambahnya.

Indah juga mengaku jumlah peserta (petani) belum mencapai target bukan semata karena petani tidak mau mengikuti program  asuransi.

Namun ada penyebab lainnya, seperti  penyuluh pertanian dan pihak asuransi yang kurang mensosialisasikan ke petani.

“Karena aplikasi barunya online, dan masih ada beberapa kendala, seperti penyuluh yang belum paham juga termasuk sinyal yang sulit,” katanya.

Karena itu Indah mengungkapkan, pada 2020 pihaknya akan memberikan penyuluh pertanian insentif pulsa untuk kegiatan penyuluhan asuransi pertanian dan kartu tani.“Kita harapkan bisa di-launching kegiatan initahun 2019,” ujarnya.

Untuk percepatan penyerapan asuransi pertanian, Indah mengatakan, pihaknya juga akan melakukan pemetaan terlebih dahulu untuk mengetahui kawasan mana saja yang memiliki peluang besar untuk memperoleh konsumen.  

Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jawa Barat merupakan provinsi yang menjadi sasaran awal.

”Kami akan ke Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan dan Sulawesi Selatan untuk memasukkan agenda. Karena mereka dapat bantuan untuk progran SERASI, jadi supaya mereka juga masuk asuransi. Kami jemput bola bersama pihak asuransi,” ungkap Indah. (adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Genjot Produksi, Kementan Gerakkan Pola Kemitraan Penangkar dengan Produsen Benih


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Kementan  

Terpopuler